Tergolong Sindrom Langka, Apa Itu Mirror Syndrome?

Tergolong Sindrom Langka, Apa Itu Mirror Syndrome?

Ilustrasi.

Baru-baru ini janin kembar yang dikandung artis Irish Bella meninggal dunia saat usia kandungan berusia 6 bulan. Penyebabnya adalah mirror syndrome pada bayi kembar yang dikandungnya.

Apa itu mirror syndrome? Melansir Jurnal A&A Practice dari International Anesthesia Research Society (IARS), mirror syndrome adalah kondisi komplikasi kandungan yang langka dan mengancam nyawa ibu beserta bayinya.

Penyakit ini dikenal juga sebagai sindrom ballantyne, maternal hidrops, triple edema, dan pseudotoksemia. Terminologi mirror syndrome sendiri diperkenalkan pertama kali oleh O'Driscoll.

Sementara itu, kondisi klinisnya pertama kali ditemukan pada 1892 oleh John W Ballantyne. Mirror syndrome cenderung sulit teridentifikasi.

Namun, biasanya penyakit ini berasosiasi dengan kehamilan dan membahayakan kesehatan ibu dan bayinya. Identifikasi awal dari Ballantyne atau mirror syndrome biasanya adalah sebuah sindrom maternal edema selama kehamilan akibat isoimunisasi rhesus.

Edema sendiri merupakan pembengkakan pada anggota tubuh akibat penimbunan cairan di dalam jaringan. Pembengkakan ini biasanya terjadi pada tangan, lengan, kaki, dan pergelangan kaki.

Isoimunisasi adalah proses pembentukan antibodi terhadap antigen individu lain yang berbeda. Edema juga terjadi pada kandungan, baik karena penyebab imun maupun non imun.

Tanda-tanda khusus dari edema tersebut adalah, baik ibu maupun janin terlihat seperti cermin satu sama lainnya. Berkembang karena kondisi janin Melansir Journal of Scientific and Technical Research, Biomedical, biasanya mirror syndrome berkembang karena kondisi janin.

Penyebab mirror syndrome di antaranya adalah isoimunisasi rhesus, sindrom twin-twin transfusion, infeksi virus, malinformasi janin, tumor janin atau plasenta. Mirror syndrome berasosiasi dengan tanda-tanda pada kematian janin dan kerentanan ibu.

Proses penjangkitan penyakit ini belum diketahui. Mirror syndrome dapat diketahui pada usia kehamilan 22,5 minggu hingga 27,8 minggu. Sementara itu, pengobatan biasanya mendahulukan ibu, kecuali jika janin memiliki probabilitas untuk disembuhkan selama berada di utero.

Kondisi ibu cenderung akan membaik secara drastis setelah melahirkan atau kematian janin. Kondisi-kondisi atau gejala yang dialami pada ibu akibat mirror syndrome akan hilang setelah perawatan ataupun persalinan (rata-rata 8,9 hari).

Terkadang, proses persalinan bayi akan sulit akibat fetal ascites yang besar hingga menyebabkan obstruksi. Berdasarkan penjelasan yang diperoleh dari publikasi Sultan Qaboos University Medical Journal, fetal ascites merupakan kondisi abnormal yang biasanya dilaporkan dalam hubungannya dengan penyebab non imun. Kemungkinan kematian janin pun tinggi, terutama ketika ascites berkembang sebelum usia 24 minggu dari kehamilan.

Pada kasus besarnya fetal ascites dalam mirror syndrome, persalinan dapat dilakukan pada kasus ini setelah aspirasi cairan ascites tersebut. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan pada kondisi mirror syndrome salah satunya bergantung pada fetal hydrops.

Fetal hydrops adalah kondisi serius pada janin, yaitu akumulasi abnormal dari cairan pada dua atau lebih dari bagian janin, mencakup ascites, efusi pleural, efusi perikardian, dan edema kulit.

Ketika penyebab spesifik dari fetal hydrops dapat diidentifikasi dan diperbaiki melalui perawatan utero, penyembuhan dari sindrom Ballantyne dapat terjadi. Akan tetapi, ketika penyebab dari fetal hydrops tidak dapat diidentifikasi dan disembuhkan, persalinan perlu segera dilakukan untuk menghindari kematian janin dan komplikasi maternal.

Proses terjangkitnya sindrom ini masih belum diketahui meskipun banyak postulat yang telah dibuat. Berkali-kali upaya yang dilakukan masih belum mendapatkan hasil untuk mengetahui penyebab fetal hydrops meskipun telah dilakukan investigasi mendetail.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews