Pungli Pass Pelabuhan

Netizen Kutuk Praktik Pungli Pass Pelabuhan Domestik Sekupang Batam. Memalukan!

Netizen Kutuk Praktik Pungli Pass Pelabuhan Domestik Sekupang Batam. Memalukan!

Ilustrasi petugas memeriksa pass pelabuhan di pelabuhan domestik Sekupang, Batam, beberapa waktu lalu. (Foto: Net)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Aksi pungutan liar (pungli) di Pelabuhan Domestik Sekupang, Batam, Kepulauan Riau, mendapat komentar beragam dari netizen. Sejumlah orang mengutuk aksi “pemalakan” oleh pegawai BP Batam tersebut.

Tidak pantas petugas kayak gitu,pecat terus suruh pulang kampung.biar berkebun.......di batam emang udah tradisi preman berseragam….,” ujar Bagyo Laksono. 

Petugasnya pada lapar tuh,,,buat bayar uang kenakalan,,,biasalah kebiasaan turun temurun,,,tetap aja melarat namanya,,,ups aparat,,,,” ujar Amexs Boystrong Rachmad Hidayat .

Menurut banyak netizen, aksi abdi negara itu tidak pantas. Apalagi para pegawai tersebut sudah mendapatkan gaji dari pemerintah sebagai seorang pegawai negeri.

Netizen menilai, aktivitas itu sudah kerap berlangsung setiap musim mudik. Hanya saja baru kali ini terungkap ke publik.

“Biasa orang2 itu.maunya makan harta haram.makanya jgn salahkan kalau anak 2 istri klwrganya gila2 ahlaknya.hasil keringat orang di makanya,” kata Rtte Cahaya Internasional.

Josh Teo, seorang netizen lainnya juga kecewa dengan peristiwa memalukan tersebut. 

“Udah gak heran lah kalo batam, gak ada aturan yg pasti dan gak ada pemimpin yg kayak PAK AHOK, semua di halalkan untuk dapat keuntungan.... seperti ini batam mau saingi singapore.... MIMPI aja deh…..,” ujar dia.

Itulah sekarang...susa bedain mana preman mana petugas…,” kata Jhem.

Kemarahan netizen tak lepas dari pungutan liar di Pelabuhan Domestik Sekupang, Batam, Kepulauan Riau, yang menimpa sejumlah pemudik. Pungutan tarif pass pelabuhan diduga di luar ketentuan. 

Meski tiket pass pelabuhan tertera hanya Rp 3.500 per orang, namun setiap penumpang diminta membayar Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu. 

Petugas memanfaatkan kesempatan di mana para pemudik yang demikian padat. Ribuan orang tumpah ruah hendak mudik. 

“Saya nggak sempat protes karena orang ramai, setelah saya cek ternyata cuma Rp 3.500,” ujar Yusuf, seorang korban pengutan liar kepada batamnews, Jumat (17/7/2015).

Yusuf yang hendak mudik ke Pulau Burung, Provinsi Riau dari Batam itu, mengaku kecewa dengan layanan petugas. Apalagi ia mengira tak hanya dia yang menjadi korban namun ada ribuan orang.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews