Menkes: 230 Jemaah Haji Meninggal, 346 Masih Jalani Perawatan

Menkes: 230 Jemaah Haji Meninggal, 346 Masih Jalani Perawatan

Nila Moeloek. (merdeka.com)

Jakarta - Mayoritas jemaah haji asal Indonesia meninggal di Tanah Suci akibat terserang penyakit jantung. Selanjutnya, penyakit paru dan dehidrasi adalah penyakit paling banyak diidap jemaah selama menjalankan prosesi ibadah haji.

"Data Kemenkes angka yang meninggal masih di bawah tahun lalu, tahun ini sekitar 230 jemaah. Sementara ada sejumlah jemaah yang masih menjalani perawatan. Ini yang kita khawatirkan, ada di RS Saudi Arabia ada 240-an, sedangkan di kantor haji Indonesia di Mekkah 126 jemaah, di Madinah nol. Faktornya, karena jantung," ujar Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek, Selasa (20/8).

Dengan memerhatikan kondisi tersebut Nila berharap, jemaah calon haji yang belum memperoleh kepastian keberangkatan, tetap menjaga kesehatannya. Dia juga meminta calon haji rutin memeriksakan kesehatan.

"Kita sudah niat dan daftar tapi belum tahu dapatnya kapan. Dan sejak itu, kita sudah jaga kesehatan karena nanti persis mau naik haji kita minta satu tahun sebelumnya dilakukan pemeriksaan," ungkapnya.

Untuk itu, Nila mengingatkan bagi jemaah calon haji untuk mengikuti kepesertaan BPJS kesehatan.

"Karena itu harus jadi peserta BPJS dan bisa rutin melakukan kesehatan di puskesmas dan bisa dijaga kesehatannya. Selain itu dilakukan tim preventif dan ada yang dampingi untuk ingatkan minum obat dan ada tim gerak cepat," tandas dia.

Sehingga tim gerak cepat ini, tim lainnya sangat berperan untuk melakukan tindakan preventif. Dan tahun ini angka kesakitan atau meninggal jauh di bawah dari tahun lalu.

"Paling banyak meninggal karena jantung, kalau sakit bisa dehidrasi. Umumnya itu sesak napas. Apalagi ini yang banyak orang tua dengan penyakit paru dan memang kondisi cuaca panas dan kering dan kelelahan mempengaruhi," tandasnya.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews