Serikat Pekerja Serukan Setop Produksi PT Unisem

Serikat Pekerja Serukan Setop Produksi PT Unisem

PT Unisem Batam di Kawasan Industri Batamindo, Mukakuning. (Foto: Dyah/batamnews)

Batam - Serikat pekerja di PT Unisem Batam menyerukan setop proses produksi. Hal itu menyusul belum jelasnya nasib pekerja seiring dengan rencana tutupnya perusahaan tersebut pada September 2019 mendatang.

“Arahan dari kami hentikan produksi semua, karena ketika produksi tetap berjalan, dan tanggungan-tanggungan Unisem ke customer terselesaikan, terus pegangan dari pekerja ini apa. Bukan hanya berbicara tentang menyelesaikan produksi, padahal di sisi lain perusahaan tidak memberikan kejelasan tentang bagaimana status karyawan yang sekarang, nasibnya seperti apa?" kata Ketua Cabang Elektrik Elektronik, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kota Batam, Muhammad Mustofa, kemarin.

Mustofa mengakui sejauh ini memang karyawan dan serikat pekerja rutin melakukan perundingan dengan pihak perusahaan untuk membahas hak-hak yang seharusnya mereka dapatkan. Namun hingga hari ini, pekerja belum mendapat kepastian hak mereka. 

“Itu seluruh karyawan belum mendapat kejelasan dari Unisem dan unisem sendiri masih menunggu usernya dari Ipoh Malaysia dan menunggu perwakilan dari Eropa,” katanya. 

Bahkan, lanjut dia, pimpinan tertinggi PT Unisem, hingga saat ini sangat sulit ditemui dan tidak pernah berada di Batam.

Mustofa menambahkan karyawan PT Unisem, sempat berbondong-bondong menemui serikat untuk meminta arahan menuntut kejelasan terhadap nasib mereka kemarin. 

Menurutnya, perusahaan sudah seharusnya memberikan kejelasan terhadap nasib karyawan, semenjak surat Presiden Direktur PT Unisem Michael McKerreghan tentang tutupnya perusahaan tersebar dan jangan sampai berlarut-larut seperti ini. 

“Jadi belum bisa memutuskan hak-hak dari pekerja disana apakah betul-betul mendapat sesuai ketentuan Undang-Undang. Karena saking berlarut-larutnya dan perusahaan juga sudah mengumumkan tentang penutupan perusahaan itu, seharusnya ada tindak lanjut nih, dari perundingan apa saja yang akan diberikan,” paparnya. 

Forum pertemuan antara serikat dan karyawan pun berujung pada arahan untuk menghentikan proses produksi, sebagai bentuk protes terhadap perusahaan. 

(das)
 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews