Wiraraja: Kami Tidak Mengimpor Limbah Beracun, Kami Datangkan Devisa Negara

Wiraraja: Kami Tidak Mengimpor Limbah Beracun, Kami Datangkan Devisa Negara

Bahan baku plastik di dalam kontainer di Pelabuhan Batu Ampar Batam (Foto: Batamnews)

Batam - Direktur Wiraraja Budiwansyah mengatakan selama ini tidak pernah mendatangkan limbah beracun. Kami mendatangkan bahan baku untuk produk ekspor.

"Kami tidak ada mendatangkan limbah seperti yang diberitakan, itu tidak benar. Kami mendatangkan bahan baku plastik, justru kami mendatangkan devisa untuk negara," ujar Budi, Direktur PT Wiraraja, Jumat (14/6/2019).

Industri kami tidak saja plastik, tapi juga produk jadi dan banyak turunannya. Kemudian dari industri tersebut kami bisa mendatangkan devisa bagi negara, membuka lapangan kerja serta memberikan PAD bagi Pemerintah Kota Batam.

Bagi seorang pengusaha, kata Budi, reputasi sangat penting. Sehingga kami berusaha menjaga tersebut dan tidak ingin menciderainya. "Kami merasa kesal dengan berita yang diduga hoaks tersebut," ujar dia.

Produk Wiraraja, seratus persen ekspor. Tujuannya ke China, Korea dan Vietnam. "Produk jadi kami sekarang kami kirim ke Amerika," ujar Budi.

Waktu tujuh kementerian terkait mengenai hal tersebut, tidak ada komplain, dan mereka juga mengunjungi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Budi mengatakan, pihaknya tidak ada mengirim bahan yang tak ramah lingkungan tersebut.

Menurutnya, sejauh ini juga tidak ada limbah bahan berbahaya beracun seperti tudingan tersebut.

Menurut Budi, bahan baku plastik tersebut merupakan material yang bisa diolah kembali.

"Jadi tidak benar mengenai adanya limbah beracun dalam kontainer tersebut," ujar Budi.

Budi menuturkan, Singapura pun komplain kepada pemerintah Indonesia yang tidak merasa telah mengirim limbah beracun ke Indonesia khususnya Batam.

Budi mengaku terkejut dengan informasi yang menyebutkan mengenai adanya kontainer berisi limbah beracun.

Bahan plastik tersebut diolah kembali menjadi produk dan diekspor kembali. Menciptakan ribuan lapangan kerja serta mendatangkan PAD ke Pemeintah Kota Batam.

"Jadi 100 persen ekspor, dan impor yang kami lakukan sesuai prosedur," ujar Budi. 

Sebelumnya, ada dugaan dari Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PLSB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati mengenai adanya 11 kontainer berisi limbah beracun di Batam.

Momentum perang dagang ini adalah harus dimanfaatkan sebagai momentum kebangkitan ekonomi Indonesia.

"Selain itu kalau ada ditemukan bahan plastik mengandung limbah beracun, ia siap melakukan cek labotoratorium untuk mengetahui hasilnya," ujar Budi.

(snw)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews