Fakta Mengejutkan Pengakuan Langsung Perusuh 22 Mei di Jakarta

Fakta Mengejutkan Pengakuan Langsung Perusuh 22 Mei di Jakarta

Tersangka Kerusuhan di Slipi.

Jakarta - Situasi 22 Mei 2019 di sebagian wilayah Jakarta sempat mencekam karena adanya kerusuhan yang dilakukan oleh sekelompok massa. Para perusuh itu datang dari luar Jakarta dan memanfaatkan momentum aksi 22 Mei.

Polisi langsung bergerak cepat menangkap banyak pelaku kerusuhan. Jumlahnya di atas 300 orang. Saat dimintai keterangan, pengakuan pelaku cukup mengejutkan alasan mengapa nekat melakukan kerusuhan di Jakarta pada 22 Mei 2019. Berikut pengakuan mereka:


1. Mengaku Diajak dan Dibayar

Salah satu pelaku berinisial F (15), warga Lubang Buaya, Jakarta Timur, mengaku diajak oleh seorang yang mengaku Habib di media sosial. Ia bersama keempat temannya diiming-imingi uang Rp 100 ribu.

"Saya itu diajak, dari media sosial. Saya dapat Rp 100 ribu sama makan buka puasa," ujar pelaku saat ditemui di Mapolres Metro Jakarta Barat.

"Nama akunnya Habib gitu, saya berangkat cuma pakai pakaian koko, belum dibayar nanti bayarnya katanya. Saya hanya diajak," ujarnya.

Hal ini juga ditegaskan seorang warga Slipi berinisial I (55). Dia mengaku sempat bertanya kepada salah seorang pelaku kerusuhan. "Saya tanya, Pak ke sini siapa suruh. Dia jawab kalau ada yang nyuruh dan dibayar Rp 300 ribu," katanya.

 

2. Mengaku Belum Dibayar Setelah Ditahan

Masih pengakuan F (15), Ia menerima ajakan seorang yang mengaku Habib dan berangkat bersama empat orang lainnya. Kini F ditahan oleh pihak kepolisian. Namun hingga ditahan, F mengaku belum menerima bayaran yang sudah dijanjikan.

"Saya berangkat cuma pakai pakaian koko, belum dibayar nanti bayarnya katanya. Saya hanya diajak," ujarnya.

 

3. Ada yang Berafiliasi dengan Kelompok Ekstrimis

 Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal menjelaskan ada dua tersangka yang terafiliasi dengan kelompok Garis (Gerakan Reformis Islam). Temuan itu didapat langsung dari keterangan dua tersangka.

"Dua tersangka dari luar Jakarta yang terafiliasi dengan kelompok Garis (Gerakan Reformis Islam). Kelompok Garis ini terafiliasi dengan kelompok tertentu," kata Iqbal di Kemenko Polhukam.

Berdasarkan keterangan dua tersangka itu pula diketahui bahwa kelompok ini ingin menjalankan amaliyah atau jihad di momen 22 Mei di Bawaslu, Jl Thamrin, Jakarta, 21-22 Mei. "Kami menemukan bukti-bukti sangat kuat," kata Iqbal.

Iqbal menyebut kelompok ini pernah menyatakan dukungan pada ISIS Indonesia dan berada di bawah pimpinan Ketua Dewan Syuro Ustaz Abu Bakar Ba'asyir.

 

4. Ada yang Mengaku Santri

 Sekitar 300 perusuh telah menjalani pemeriksaan di kantor polisi. Polisi menggali keterangan-keterangan dan pengakuan dari mereka. Uniknya, ada salah satu pelaku yang mengaku sebagai santri. Namun polisi meragukan pengakuannya.

"Yang kemarin ada yang mengaku santri. Kita lihat tampangnya, apakah seperti ini? Sebagian besar memiliki tato," ujar Kapolres Jakarta Barat Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews