Blak-blakan Ria Saptarika, Calon Terpilih DPD RI dari Kepri

Blak-blakan Ria Saptarika, Calon Terpilih DPD RI dari Kepri

Ria Saptarika saat disambangi di rumahnya, Jumat (26/4/2019). (Foto: Johannes Saragih/Batamnews)

Batam - Ria Saptarika mengantongi 84 ribu suara dalam Pemilu 2019 sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dapil Kepri. Puluhan ribu suara yang dikantongi Ria itu, 60 persen dari jumlah suara di Kepri.

Namun mantan Wakil Wali Kota Batam ini tidak ingin sesumbar. Ia tak mau terlalu dini mengklaim dirinya terpilih sebagai anggota DPD hingga penghitungan suara berakhir.

"Saya syukuri apa yang memang terjadi atau terlihat, tapi kami belum melihat seratus persen data di tangan, makanya kami tidak berani klaim. Kalau minimal kecamatan sudah dinyatakan menang boleh lah kita jahit baju, atau paling tidak tunggu ketok palu di provinsi," kata Ria, ketika disambangi batamnews di rumahnya di Tiban Lama Kompleks Mekarsari, Blok D, nomor 99, Jumat (26/4/2019).

Ria mengakui, panggilan hati dirasakannya untuk terus memberikan sumbangsih kepada Kepri setelah kiprah panjangnya terhadap tanah kelahirannya selama ini.

"Saya walaupun free secara jabatan, kiprah dan aktivitas di masyarakat tidak kosong dan lebih penuh. Saya banyak bersentuhan di masyarakat. Apalagi masyarakat memandang saya sebagai tokoh, dalam event apapun saya selalu diundang selama ini," cerita Ria

Walaupun sempat istirahat selama 4 tahun, keinginan Ria untuk kembali berbakti untuk bangsa tampaknya didukung oleh masyarakat. Terlihat dari banyaknya suara yang ia raup saat ini.

Ria melihat selama ini, Kepri sebagai wilayah kepulauan, yang terlihat hanya daerah-daerah besarnya saja. Kepri juga sering tertinggal dalam pemerataan pembangunan.

"Keyakinan saya untuk maju karena kurangnya wakil kita yang sudah duduk, untuk mewakilkan suaranya di pusat. Sebagai contoh saja Kepri ini luasnya 90% laut, dan ini tentu tidak mudah diketahui begitu saja di pusat dan lagi kita di Kepri ini beda kebijakannya dengan daerah lain," ujarnya.

Ria Saptarika, kelahiran Tembilahan 1967 ini pernah menjadi buruh di PT Tomson dan PT Taiko Elektronik. Bergabung dengan partai PKS 1999, Ria berani mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Provinsi dan menjabat selama 2 tahun pada 2004 - 2006.

Pada 2006 Ria meninggalkan jabatannya sebagai anggota dewan provinsi, dan maju menjadi Wakil Walikota Batam masa jabatan 2006 - 2011.

Sempat vakum selama 3 tahun, 2014 Ria maju lagi sebagai anggota DPD RI dan menjabat selama satu tahun sebelum mundur untuk maju dalam pertarungan Pilwako Batam.

Pria 52 tahun ini gagal dalam pencalonan Wali Kota Batam pada 2015. Ia pun harus rela mengorbankan jabatannya di DPD RI.

Namun kini, kesempatan menjadi senator dan duduk sebagai anggota DPD RI kemungkinan besar kembali diembannya, melihat peta perolehan suara. Ria pun mengakui, DPD punya peran vital terhadap daerah.

"Kadang orang salah mengartikan DPD ini sebagai eksekutif atau legislatif. Padahal fungsi DPD ini sebagai pengawasan. Fungsi pengawasan akan kita sampaikan apa penyelewangan yang terjadi di daerah untuk dievaluasi di tingkat pusat," ujarnya.

Namun ada satu hal yang menyentuh menurutnya yang akan ia lakukan saat pertama kali menjabat, jika terpilih menjadi anggota DPD.  Ria memiliki nazar, jika dia berhasil duduk di Kursi DPD RI, ia ingin membangun rumah singgah untuk masyarakat pulau yang berobat ke Kota Batam.

"Saya akan berupaya membuatkan rumah singgah untuk masyarakat hinterland. Karena seringkali keluhan mereka susah untuk numpang atau mereka membawa keluarga tidurnya diemperan rumah sakit. Ini akan saya lakukan dari kantong pribadi," ucapnya.

Saat ditanya apakah suatu saat akan mencalonkan diri kembali sebagai kepala daerah? dengan senyum Ria menjawab, semua itu tergantung masyarakat.

"Yang jelas semenjak dulupun untuk ikut sesuatu tidak mudah memutuskannya tanpa didukung data dan perhitungan yang kuat. Kalau peluangnya kecil saya tidak akan tertarik. Tokoh politik bukan mustahil yang kemarin saingan saya mengajak berkolaborasi untuk hal-hal lain, kalau ditolak itu juga tidak baik. Kalau pilkada kota Batam bukan dasar keinginan pribadi tapi banyaknya dorongan dari masyarakat, bahkan saya mengorbankan jabatan saya," ungkapnya.

(das)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews