Waduk Kritis, Pelanggan ATB Dijatah Air Bergilir, BP Batam Cuek

Waduk Kritis, Pelanggan ATB Dijatah Air Bergilir, BP Batam Cuek

Waduk Sei Harapan yang terus mengalami pendangkalan dan kekeringan (Foto: Ist)

Batam - Waduk Sei Harapan, Sekupang, Batam, dalam kondisi kritis. Dampaknya, belasan ribu pelanggan terancam.

Perusahaan air minum PT Adhya Tirta Batam hanya bisa melakukan rationing (penggiliran) kepada pelanggan yang jumlahnya mencapai 18 ribu.

"Curah hujan sangat kecil. Hal ini membuat waduk Sei Harapan menyusut sangat signifikan dan semakin kritis," ujar Head of Corporate Secretary ATB Maria Jacobus, Kamis (18/4/2019).

Waduk ini memiliki volume yang tidak begitu besar dibanding waduk-waduk lainnya, namun sangat vital. Volumenya mencapai 270.000 m3 dengan kapasitas 30 liter per detik.

Maria menyebutkan, penggiliran suplai air ini tidak bisa dihindari. Penyebabnya adalah pendangkalan yang masih belum bisa teratasi, tapi setidaknya dengan penggiliran produksi umur waduk masih bisa bertahan meskipun tidak lama.Penurunan itu berupa program rationing atau penggiliran suplai air kepada pelanggan. Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, curah hujan tiga bulan terakhir di Batam jauh lebih kecil. Hujan hanya turun sepertiga dari kondisi normal. 

"Krisis air hanya menunggu waktu meskipun curah hujan meningkat. Tetap saja jumlah air baku tidak mencukupi kebutuhan, terlebih jumlah konsumsi air di pelanggan terus mengalami peningkatan," ucap Maria. 

Dia menjelaskan bahwa saat ini level air baku di Waduk Sei Harapan berada di angka minus 2,4 meter dari permukaan spillway. Batas ini merupakan kodisi kritis waduk, bila mencapai ambang batas diangka -2,5 meter dari permukaan spillway, rationing harus dijalani.

"Bila air baku waduk Sei Harapan dimanfaatkan 100 persen seperti saat ini tanpa penambahan curah hujan yang signifikan, air baku di waduk tersebut diprediksi hanya akan bertahan beberapa hari lagi," ucap Maria
   
Dia melanjutkan, program rationing waduk Sei Harapan akan berdampak pada pelanggan di sebagian Tiban, Sekupang, Tanjung Pinggir, Tanjung Riau, Patam, dan sekitarnya. Ada 18 ribu lebih pelanggan berpotensi terganggu, mulai dari industri maupun pelanggan domestik.

"Saat rationing diberlakukan, suplai air kepada pelanggan pasti tidak akan seandal saat normal, suplai air bersih yang dinikmati pelanggan otomatis akan berkurang. Tekanan air yang diterima juga kemungkinan besar tidak sebesar saat normal. ATB berupaya agar pelanggan tetap mendapatkan suplai air," ucap Maria.

Dia mengimbau agar pelanggan ATB mengubah pola pemakaian air sehingga dapat lebih menghemat air bersih.

Bila kondisi waduk Harapan tidak mendapat curah hujan yang diharapkan dengan cuaca panas masih berlangsung seperti saat ini. Elevasi waduk mencapai -2,5 meter, maka potensi penggiliran dijadwalkan dimulai pada hari Sabtu 20 April 2019. 

"Saat program rationing diberlakukan, pelanggan harus tertib, disiplin dan berkomitmen untuk menghemat penggunaan air bersih. Harap menampung air seperlunya. Penampungan berlebihan akan mengakibatkan pelanggan di sisi hilir semakin menderita," katanya.

Kondisi waduk Sei Harapan ini sudah sering dikeluhkan pihak ATB Batam. Namun BP Batam yang bertanggungjawab terhadap infrastruktur waduk tak mengindahkan. Sejauh ini tidak ada upaya dari BP Batam untuk melakukan pengerukan atau mengatasi kekeringan dan pendangkalan tersebut.

Banyak hal penyebab pendangkalan, terutama pemotongan lahan dan pembangunan perumahan di sekitar waduk. Belum lagi hilangnya daerah tangkapan air yang kerap digunduli.

(ude)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews