Sedimentasi Waduk Sei Harapan Ancam Pasokan Air 18 Ribu Pelanggan ATB

Sedimentasi Waduk Sei Harapan Ancam Pasokan Air 18 Ribu Pelanggan ATB

Waduk Sei Harapan yang mulai mengering dan masuk level siaga. (Foto: Batamnews)

Batam - Waduk Sei Harapan, Batam, Kepri mengalami sedimentasi hampir 1 juta meter kubik (m3). Padahal daya tampung air waduk tersebut sebesar 3,6 juta m3. 

Kepala Kantor Air Badan Pengusahaan (BP) Batam, Binsar Tambunan mengatakan pihaknya merencanakan pengerukan terhadap waduk itu.

"Saat ini waduk itu diibaratkan seperti nampan, cepat penuh dan cepat habis," ujar Binsar di Marketing Center BP Batam, Binsar, Selasa (16/4/2019). 

Ia menyampaikan dengan kondisi tersebut, daya tampung waduk semakin sedikit. Apalagi beberapa waktu belakangan ini Kota Batam diperkirakan mengalami El Nino seperti di tahun 2015. 

"Kalau lihat tren curah hujan sangat minim, memang ada gejala El Nino, tetapi kita belum tahu," kata dia. 

Lebih jauh Binsar menjelaskan elevasi waduk Sei Harapan sudah mencapai -2,4, menurutnya jika tingkat elevasi turun lagi maka kondisi ini cukup memprihatinkan. 

Dampak dari sedimentasi ini, pihaknya berkoordinasi bersama ATB akan mulai melakukan rationing. Ada 18.200 sambungan pelanggan ATB dari waduk Sei Harapan yang terkena rationing. 

"Pola yang dibuat yaitu 1:3 atau 1:2. Artinya 1 hari air berhenti mengalir dan 3 berhenti mengalir seperti biasa," kata dia. 

Rationing ini akan dimulai pada Sabtu (20/4/2019) mendatang, setelah sebelumya direncanakan akan dilakukan esok hari (17/4/2019). Namun karena pertimbangan pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) sehingga ditunda.

Untuk jangka panjang, performa Waduk Sei Harapan tetap akan dioptimalkan dengan melakukan pengerukan sedimentasi. Pihaknya sudah mengajukan rencana pengerukan ini tahun 2018 lalu ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). 

"Rupanya kita dapat dana dari World Bank sebesar Rp 300 miliar dalam 4 tahun, ini program Dam Improvement/Safety (DOISP)," jelasnya. 

Proses itu sudah berjalan sejak tahun lalu, seperti pemantauan dan detail engineering design (DED) sudah selesai. Sehingga hasilnya diketahui pengerukan sedimentasi sebesar 1 juta m3 ini membutuhkan lahan sebesar 10 hektar. 

"Saat ini kami mengurus lokasi di sekitar waduk untuk pinjam pakai," kata dia. 

Selain itu juga proses perizinan Analisa Dampak Lingkungan (Amdal) juga sedang diurus, agar tidak mengorbankan hutan sekitar waduk. Proses tender pengerukan juga sedang dikoordinasikan dengan pihak Kementrian PUPR dan Balai Wilayah Sungai (BWS). 

"Karena ini proyek DOISP, jadi hitung-hitungannya harus benar," kata dia.

(ret)
 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews