Deja Vu Sujud Syukur Prabowo

Deja Vu Sujud Syukur Prabowo

Prabowo sujud syukur.

Jakarta - Di Pilpres 2019 ini, publik seolah dibawa ke peristiwa yang sama seperti Pilpres 2014, yakni menyaksikan capres Prabowo Subianto sujud syukur usai pemungutan suara.

Emile Boirac pada 1876 dari Prancis menyebut perasaan 'pernah mengalami peristiwa' semacam ini sebagai déjà vu. Namun dalam konteks politik Indonesia ini, tentu saja deja vu hanya kiasan. Ini bukan perasaan belaka. Soalnya, Prabowo benar-benar pernah sujud syukur pada suasana yang mirip saat lima tahun sekali.

Suasana Pilpres 2014 silam juga mirip dengan Pilpres 2019 ini, yakni mempertemukan Prabowo vs Joko Widodo (Jokowi). Yang berbeda adalah cawapresnya, bila dulu Prabowo didampingi Hatta Rajasa kini dia didampingi Sandiaga Uno. Jokowi dulu didampingi Jusuf Kalla dan kini didampingi Ma'ruf Amin.

Sebagaimana catatan pemberitaan detikcom, 8 Juli 2014 malam hari jelang pencoblosan, Hatta Rajasa sudah meniatkan diri untuk sujud syukur bila nanti Prabowo dan dirinya menang Pilpres 2014. "Kalau Allah mengijinkan itu, pertama kali yang akan saya lakukan tentu sujud syukur. Itu yang paling penting," ujar Hatta di kediamannya, Golf Mansion Fatmawati, Jakarta Selatan, saat itu.

Pencoblosan dilakukan. Pelbagai hitung cepat menunjukkan kemenangan untuk Jokowi-JK, sebagian lagi menunjukkan kemenangan untuk Prabowo-Hatta.

Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Mahfud MD, mengklaim kemenangan di kubunya. Mahfud mengungkapkan sejumlah lembaga survei pihaknya untuk menguatkan argumennya. Lembaga survei itu antara lain LSN, IRC, JSI, dan Puskaptis.

Lembaga JSI menyatakan Prabowo-Hatta meraup 50,16% suara dan Jokowi-JK 49,84%, Puskaptis menyatakan Prabowo-Hatta 52,05% dan Jokowi-JK 47,95%, LSN menyatakan Prabowo-Hatta 50,19% dan Jokowi-JK 49,81%, serta IRC menyatakan Prabowo-Hatta 51,11% mengungguli Jokowi-JK 48,89%. Empat lembaga survei yang memenangkan Prabowo-Hatta punya hasil kontradiktif dengan real count KPU yang dirilis di kemudian hari, hasil real count KPU menunjukkan kemenangan untuk Jokowi-JK dengan raihan 70.997.833 (53,15%) dan Prabowo-Hatta mendapat 62.576.444 (46,85%).

Usai coblosan, Prabowo memberikan pidato kemenangan versi hasil hitung cepat. Sebagai bentuk ucapan syukur, ditemani Hatta Rajasa, Aburizal Bakrie (Ical), dan Akbar Tanjung, Prabowo kemudian sujud syukur di depan pendukungnya.

Sujud syukur tersebut dilakukan di kediaman ayah Prabowo di Jalan Kertanegara Nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (9/7/2014). Usai sujud syukur, Prabowo dan anggota Koalisi Merah Putih lainnya kemudian menyanyikan lagu 'Prabowo Presidenku'. Para pendukung Prabowo-Hatta meneriakan yel-yel kemenangan untuk Prabowo-Hatta.

Pada Pilpres 2019, Prabowo kembali melakukan sujud syukur usai pencoblosan, Rabu (17/4/2019) malam. Lokasinya juga sama dengan lima tahun lalu, yakni di rumah yang beralamat di Jalan Kertanegara Nomor 4. Awalnya, Prabowo menyampaikan pidato.

"Saya mau kasih update bahwa berdasarkan real count kita, kita sudah berada di posisi 62%. Ini adalah hasil real count. Dalam posisi lebih dari 300 ribu TPS. Sudah diyakinkan ahli-ahli statistik bahwa ini tidak akan berubah banyak," ujar Prabowo di depan kediamannya itu.

Prabowo dalam jumpa pers didampingi Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri, Sekjen PKS Mustafa Kamal, Eggi Sudjana, Yusuf Martak, serta Rahmawati Soekarnoputri. Sandiaga Uno tak terlihat dalam jumpa pers itu.

Prabowo dalam pidatonya menegaskan tidak akan menggunakan cara-cara di luar hukum. Prabowo mengklaim dirinya akan terpilih sebagai Presiden Indonesia.

"Saya akan jadi presiden seluruh rakyat Indonesia. Bagi saudara-saudara yang membela 01, tetap kau akan saya bela, saya akan dan sudah menjadi Presiden Indonesia, Indonesia yang menang, Indonesia yang adil dan makmur. Indonesia yang disegani dunia, Indonesia yang tidak akan ada orang lapar lagi, Indonesia yang rakyatnya bisa senyum," papar Prabowo. Menutup pidato, Prabowo mengumandangkan takbir, lalu bersujud syukur.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews