Perkenalkan Batik, Dekranasda Batam Gelar BBFW 2019 di Tanjungpinang

Perkenalkan Batik, Dekranasda Batam Gelar BBFW 2019 di Tanjungpinang

Batam Batik Fashion Week (BBFW) 2019 di Atrium TCC Mall Tanjung Pinang Kota Tanjung Pinang, Sabtu (23/3/2019). (Foto: ist)

Batam - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Batam mengelar Roadshow Batam Batik Fashion Week (BBFW) 2019 di Atrium TCC Mall Tanjung Pinang Kota Tanjung Pinang, Sabtu (23/3/2019).

Kegiatan tersebut dibuka oleh Wali Kota Batam, HM Rudi. Dalam sambutannya, ia menyampaikan kegiatan ini diharapkan dapat mempromosikan dan memperkenalkan batik Batam yang sedang dikembangkan.

“Dengan batik ini, kiranya dapat meningkatkan industri kreatif yang melahirkan UKM, dan keberadaannya mampu memperbaiki perekonomian masyarakat,” ujar Rudi.

Menurutnya batik sudah diakui dunia sebagai warisan leluhur bangsa Indonesia. Sudah selayaknya menjaga dan melestarikan batik sebagai salah satu harta karun yang bernilai ekonomis.

“Tidak ada alasan untuk tidak bangga menggunakan produk-produk lokal,” katanya.
 
Sebelumnya, kata dia, Dekranasda Batam telah melakukan roadshow serupa di Tanjung Balai Karimun. Setelah sukses di Tanjung Pinang, jadwal selanjutnya yakni di Kabupaten Bintan.

Kegiatan ini menjadi langkah positif dari Dekranasda Batam dan akan terus ditingkatkan. Saat ini, BBFW sendiri sudah didukung 7 IKM Batik Batam, dan 5 IKM makanan Batam.

Ketua Dekranasda Kota Batam, Marlin Agustina Rudi, mengaku sudah mengenalkan Batik Batam mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, kota, dan tahun ini ke tingkat Provinsi Kepulauan Riau. Pengenalan ini diharapkan menjadi bentuk nyata dari Dekranasda Kota Batam dalam menjaga warisan budaya.

"Saya membawa desainer dan para pengerajin batik yang berasal dari Batam. Yaitu Nova Nursyamsi by Nova Susanti Putri dan Suratno (Batik Sri Rejeki), Kiki Collection by Kiki Hahid dan Riza Hartati (Batik Moleqie Berseri), RR by Ronald Moreno dan Jumiati (Batik Jemari Mas),” bebernya.

Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau, Boeralimar mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi kegiatan BBFW 2019 ini. Harapannya, mudah-mudahan masyarakat Kepri semakin tertarik dengan batik. Sehingga, Batik Batam terus berkembang dan menjadi kebanggaan masyarakat Kepri.

“Saat ini, batik bukan hanya milik masyarakat Jawa. Setiap daerah sudah mempunyai kreasi batik masing-masing. Biasanya, motif batik menyesuaikan kearifan lokal. Pun begitu dengan segmen pasar. Sekarang pecinta batik bukan hanya kalangan dewasa dan orang tua. Banyak remaja yang mulai tertarik mengenakan batik. Untuk itu, peran desainer sangat penting, agar bisa menciptakan pakaian batik dengan potongan yang kekinian,” jelasnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Indonesia kaya dengan kain tradisional yang tersebar di nusantara. Kain tradisional atau Wastra menjadi bagian penting dalam budaya banyak suku di Indonesia. Kekayaaan wastra Indonesia ini bukan hanya harus dilestarikan, tetapi juga wajib diperkenalkan dan dipromosikan.

“Kreativitas kain-kain tradisi budaya nusantara itu bisa terus dipamerkan, dikomersilkan dan dipromosikan untuk memperkuat destinasi wisata. Sebab, kain-kain unggulan warisan budaya itu menjadi bagian dari Pesona Indonesia. Termasuk kain batik di dalamnya,” katanya.

(ret)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews