Serangan Granat di Masjid Filipina Selatan Tewaskan 2 Orang Khatib

Serangan Granat di Masjid Filipina Selatan Tewaskan 2 Orang Khatib

ilustrasi masjid di Filipina. (Foto: AFP)

Manila - Dua orang tewas dan 4 lainnya cedera dalam serangan granat terhadap sebuah masjid pada Rabu pagi (30/1/2019) di kota Zamboanga, pintu gerbang utama di wilayah Selatan Filipina yang bergolak. Ini terjadi hanya dua hari setelah ledakan kembar mengguncang katedral Katolik Roma di pulau Jolo, sebelah barat Zamboanga, dan menewaskan sedikitnya 20 orang dan lebih dari 100 lainnya terluka.

"Mengidentifikasi mereka yang terbunuh yaitu Tuan Habil Rex (46) dan Tuan Bato Sattal (47). Keduanya dikatakan sebagai pengkhotbah di masjid. Seorang tersangka tak dikenal dilaporkan mematikan lampu jalan di dekatnya dan melemparkan granat ke masjid di distrik Talon," kata Kepala Inspektur Shellamae Chang, juru bicara kepolisian Zamboanga di lansir dari The Strait Times, Rabu (30/1/2019).

Seorang penyelidik mengatakan kepada situs berita online Rappler bahwa tuas pengaman granat buatan Belgia ditemukan di tempat kejadian. Penyelidik melaporkan bahwa masjid itu dimiliki oleh seorang pensiunan polisi.

"Ini merupakan serangan yang jahat, tidak rasional, dan tidak manusiawi," ujar Dewan Ulama Semenanjung Zamboanga dilansir dari The Strait Times, Rabu (30/1/2019).

Mengenai masalah ini, Menteri Luar Negeri Teodoro Locsin mengatakan dalam sebuah tweetnya :
"Sekarang kekacauannya adalah antaragama".

"Itu berarti pemisahan diri telah berakhir, dan pembunuhan massal vanila telah diambil alih, membutuhkan langkah-langkah paling ekstrem yang cukup untuk mengakhirinya tanpa ada tanggapan balik dari musuh-musuh negara yang secara objektif jika tidak sengaja berpihak pada para penjahat," tegas Teodoro Locsin.

Aksi tidak manusiawi ini dikabarkan masih berkaitan dengan pemboman di dua Gereja di pulau Jolo.

Keduanya dikatakan anggota dari fraksi "Ajang-ajang" dari Abu Sayyaf, geng kecil tapi brutal dari militan Islami yang didirikan pada tahun 1990-an dengan uang bibit dari jaringan Al-Qaeda Osama bin Laden.

Abu Sayyaf telah berjanji setia kepada Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Mr Rommel Banlaoi, direktur eksekutif Lembaga Penelitian Perdamaian, Kekerasan dan Terorisme Filipina, mengatakan kepada ABS-CBN News Channel bahwa ia tidak meragukan klaim ISIS "karena targetnya adalah sebuah katedral".

"Organisasi-organisasi teroris lokal tidak akan berani melakukan serangan massal seperti itu terhadap simbol-simbol Kristen, terutama katedral. Hanya ISIS yang memiliki motivasi semacam itu untuk menargetkan katedral dan menargetkan komunitas Kristen," jelas Mr Rommel Banlaoi.

Duterte mengatakan pada hari Selasa, ledakan dua kali yang mengguncang katedral Jolo mungkin merupakan serangan bunuh diri, mengutip penjelasan yang diberikan kepadanya oleh komandan militer.
 
"Kelompok gerilyawan Abu Sayyaf bertanggung jawab atas serangan gereja dan bahwa adalah mungkin, meskipun tidak pasti, bahwa salah satu pembom adalah orang Indonesia," tutup Duterte.

(sya)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews