Begini Kisah Zaky Membangun Bukalapak.com

Begini Kisah Zaky Membangun Bukalapak.com

Achmad Zaky, pendiri bukalapak.com. (foto: marketplus)

BATAMNEWS.CO.ID - Enam tahun yang lalu, Achmad Zaky hanyalah pria biasa yang hobi otak-atik program. Orang-orang tak mempedulikan kegiatannya sehari-hari yang hanya duduk di depan komputer. Namun, belakangan namanya mencuat dan semakin populer saat situs Bukalapak.com yang ia rintis sukses menggebrak pasar dunia maya.

Pria kelahiran Sragen, 24 Agustus 1986 ini memang gandrung akan dunia maya. Sejak masih duduk di sekolah menengah atas, pria berkacamata ini sudah akrab dengan komputer, khususnya software.

Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak program yang sudah ia ciptakan. Hobinya ini semakin berkembang saat mulai kuliah program studi informatika di Institut Teknologi Bandung pada 2004.

Tapi, Zaky juga orang yang ingin mandiri. Dia juga sadar bahwa kedua orangtuanya hanya guru di sebuah sekolah di Sragen.

"Awalnya saya mulai bisnis membuat program software yang sering dibutuhkan perusahaan-perusahaan besar," kata dia di Surabaya, Minggu (31/5/2015) seperti dilansir tempo.

Namun, bagi orangtuanya, apa yang dilakukan Zaky ini tidak akan menjamin masa depan anaknya. Mereka meminta Zaky bekerja di perusahaan dan mendapatkan gaji tetap.

Lulus dari ITB pada awal 2009, ia lalu melamar untuk posisi managament consulting ke tiga perusahaan konsultan internasional. "Saya melamar tiga kali, ditolak semua," kata dia.

Selama setahun dia menganggur. "Tapi nganggurnya anak Bandung itu tidak langsung benar-benar tidak kerja. Saya masih lanjutin proyekan, tapi, ya, tidak menjanjikan masa depan."

Lantas dia menemukan sebuah gagasan. Terilhami dari kehidupan konsumtif masyarakat Indonesia, dia ingin menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang. Dia mengaku kesal dengan aktivitas warga di dunia maya yang hanya bermain di sosial media. Jumlahnya pun tidak main-main: 50 juta per hari.

Dongkolnya, semua aktivitas itu hanya konsumtif belaka. Apalagi dia melihat kalau pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah saat itu belum melek pemasaran, manajemen, dan teknologi. Akhirnya pada akhir 2009 bersama teman lamanya, Nugroho Herucahyono, ia merintis start up Bukalapak.com.

"Saya sempat lihat daftar website e-commerce di Indonesia, tapi ternyata tidak ada satu pun perusahaan e-commerce yang besar," kata dia.

Ia mengaku tidak butuh modal besar untuk membangun perusahaan layanan online marketplace tersebut. Modalnya hanya biaya hidupnya, yang ia penuhi dari hasil proyek membuat program pesanan klien. Baru beberapa hari diluncurkan, animo masyarakat sudah terlihat. Singkatnya pada awal 2010, orang yang telah bergabung ke Bukalapak.com mencapai 10.000 pelaku UMKM.

Usahanya berkembang. Beberapa investor tiba-tiba datang menawarkan modal, seperti Softbank Corp dari Jepang dan Sequoia dari Amerika Serikat. Zaky sempat ingin menolak karena mengira investor Jepang ingin mengakuisisi start-up-nya. Tapi belakangan dia tahu bahwa investor hanya berniat memberi modal 15 persen dan pengelolaan tetap ada di tangan Zaky dan Nugroho.

Bahkan, investor asal Jepang itu mengajak dia berangkat ke Jepang dan mengajarinya cari mengelola perusahaan e-commerce secara profesional. Ia pun diminta untuk melepas pekerjaan proyekan agar lebih bisa berkosentrasi mengelola Bukalapak.com. "Di sana (e-commerce) maju sekali. Banyak orang bertransaksi rutin setiap hari, minimal seminggu sekali. Kita sebulan saja belum," ucap dia.

Pulang dari Jepang ia merekrut karyawan dan menyewa ruko di kawasan Jakarta Selatan. Beberapa bulan berikutnya trafik bisnisnya meningkat tajam. Tiap tahun pelaku UMKM yang bergabung meningkat puluhan kali lipat. Dalam lima tahun kenaikannya mencapai 100 kali lipat dengan total anggota mencapai 500.000 UMKM dari seluruh Indonesia.

Dia menghitung setiap hari ada 1 juta pengunjung di situsnya dengan nilai perputaran uang mencapai Rp 4-5 miliar per hari. Dia sangat senang bisa membantu masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya. Apalagi animo masyarakat sangat baik menyambutnya.

(ind/tempo)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews