Waspada, Kanker Payudara Juga Serang Kaum Pria

Waspada, Kanker Payudara Juga Serang Kaum Pria

Ilustrasi

Lingga - Kanker payudara memang sangat dekat dengan wanita. Namun, tidak menutup kemungkinan penyakit itu akan menyerang pria mengingat pria juga mempunyai jaringan payudara.

Pria yang mengalami obesitas dan mengkonsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan resiko terserang kanker tersebut. Pasalnya, dua hal itu menambah hormon wanita didalam tubuhnya. Tingginya kadar hormon berakibat terjangkit penyakit mematikan itu.

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Lingga, dr Syamsu Rizal melalui Kepala seksi (Kasi) Penyakit Tidak Menular (PTM), Mas'ah mengatakan, gejala kanker payudara pada pria tidak selalu spesifik.

"Gejalanya tidak selalu spesifik. Tapi yang tersering itu, terdapat benjolan di sekitar puting susu, nyeri dan kulit sekitar benjolan seperti jeruk," kata Mas'ah kepada Batamnews.co.id, Kamis (10/1/2019).

Kemudian, mempunyai riwayat keluarga penderita kanker payudara, penderita gangguan hati, dan terpapar radiasi langsung, juga meningkatkan resiko terkena kanker payudara pada pria.

"Kanker payudara pada pria ini, bisa terjadi pada pria dengan umur lanjut. Kisaran 60-70 tahun lah," ujarnya.

Kanker payudara pada pria lebih mudah terdeteksi dibandingkan wanita karena ukuran normalnya lebih kecil sehingga jika terjadi benjolan akan terlihat. Gejala awal kerapnya tidak tampak, umumnya jika ada benjolan di payudara maupun ketiak tidak terasa nyeri.

Ketika benjolan berkembang, maka merubah bentuk dan struktur payudara. Selain itu, ciri lain kanker payudara pada pria yaitu, puting susu keluar cairan, gatal, kemerahan, bersisik, tertarik ke dalam, mengkerut serta perubahan bentuk dan ukuran.

Mayoritas kasus kanker payudara pria merupakan kanker ganas (sub tipe luminal B) dan sangat berbahaya bila terlambat didiagnosa. Resiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia.

Langkah mengatasi kanker payudara adalah mendeteksinya sedini mungkin dan mengetahui keadaan payudara normal dan sadar kapan perlu mencari pertolongan medis. Pengobatan terbaik adalah mengangkat benjolan atau jaringan kanker melalui tindakan pembedahan.

Tetapi, tindakan pembedahan hanya dilakukan bila sejak dini dan belum menyebar. Tergantung stadium dan jenis kankernya, setelah tindakan pembedahan biasanya dilakukan terapi tambahan seperti kemoterapi, radiasi, terapi hormonal, dan targeted therapy.

Jika kanker memasuki stadium lanjut maka pembedahan tidak dapat dilakukan. Pada keadaan demikian, kemoterapi merupakan pilihan terapi paling baik.

(ruz)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews