Seorang Pria di Batam Nyaris Tewas Disekap dan Dianiaya Sekelompok Orang

Seorang Pria di Batam Nyaris Tewas Disekap dan Dianiaya Sekelompok Orang

Ali saat sekarat di rumah sakit (Foto: Batamnews)

Batam - Seorang pria, Ali Syofnevil, mengaku diculik dan dianiaya empat orang pria di Batam, Kepulauan Riau. Ia kemudian dihajar hingga babak belur.

Keempat pelaku diduga anggota sebuah ormas pemuda di Batam. Mantan pemain bola PSP Padang itu sempat dibawa menggunakan sebuah mobil pickup dan kedua tangan dan kakinya diikat menggunakan tali. 

Lehernya juga diikat menggunakan ikat pinggang. "Kepala saya dilompatinya kayak binatang, terus di tendang dengan lututnya, bahkan disuruh makan api rokok," kata Ali kepada batamnews.co.id saat ditemui di RS Harapan Bunda, Seraya, Batam, Selasa (8/1/2019). 

Ali mengatakan, ia disekap dan diculik di Hotel Bali pada Minggu, 6 Januari 2019, sekitar pukul 10.00 WIB, lalu dibawa ke Tanjungriau serta ke kawasan Sei Temiang.

Ali menceritakan, para pelaku menuduh dirinya melarikan istri orang. Padahal ceritanya tak demikian. 

"Saya baru seminggu di Batam, istri dan anak ada, buat apa saya melarikan orang tak dikenal," tutur Ali. 

Saat proses penyekapan tersebut, pelaku sempat melakukan video call dengan keluarga korban dan meminta uang tebusan sebesar Rp 30 juta. 

Uang tersebut diminta sebagai uang damai, kemudian jumlah tersebut dinaikkan Rp 50 juta dengan alasan lain. 

Namun keluarga korban tak memberikan uang yang diminta. Ali pun kembali disiksa hingga Minggu sore, pukul 05.00 WIB. 

Baca juga: Ali Syofnevil Disekap dan Diculik, Generasi Muda Minang Tak Terima

Ali sempat tiga kali pindah tempat penyiksaan. Pertama Hotel Bali, kedua Tanjungriau, ketiga belakang Makam Temiang.

Berbagai kekerasan diterima Ali saat penyekapan, mulai dari pemukulan menggunakan besi, memaksa menelan api rokok. 

Sedangkan kemaluannya, disulutkan api rokok, membakar dengan korek gas hingga disetrum. 

Saat penyiksaan, mata Ali juga ditutup menggunakan celana yang digunakannya. Setelah puas, Ali disuruh menggunakan celananya kembali. 

Akibat kejadian tersebut total 24 jahitan kepala dan kemaluan diterima Ali. Luka pada kepalanya juha sudah sampai mengenai tengkorak kepala. Pembuluh darah di bawah selaput mata Ali tampak mengalami pendarahan

Hingga hari ini, Ali masih terbaring di Rumah Sakit Harapan Bunda. Ali masih dibantu dengan selang oksigen untuk bernafas. Serta susah untuk menelan makanan karena tulang di kedua pipinya retak.

Kronologi 

Ali mengaku dia tidak mengenal perempuan tersebut, dia hanya kasihan melihat perempuan tersebut, dan bermaksud menolong karena kondisinya sakau. 

"Saya tolong daripada di apa-apain orang, apalagi teman-teman menyuruh menolong, karena kondisi perempuan tersebut kacau," ujarnya.

Ali sempat membawa perempuan tersebut ke kawasan Ocarina untuk menenangkan. Di sana ia sempat membelikan perempuan itu semangkuk bakso. 

Saat ingin mengantar pulang, perempuan tersebut tidak mau menyebutkan alamatnya dan mengatakan ingin pulang ke Medan. 

Karena hari sudah malam, ali berinisiatif menitipkan perempuan tersebut ke Hotel Bali, dan dia pun pulang. 

Baca juga: Video: Penyiksaan dan Penculikan di Batam Terekam Kamera

Saat di Hotel Bali, perempuan sakau tersebut sempat meminta sabu ke resepsionis. Namun resepsionis tak memberikannya. 

Saat pagi hari, perempuan tersebut meminta makan kepada Ali dan menunggu di lobi hotel. Ali menolak permintaan tersebut karena dia akan berangkat kerja, kemudian perempuan tersebut diusir oleh resepsionis hotel. 

Pukul 10 pagi Ali datang ke Hotel Bali untuk mengambil SIM-nya yang ditinggal di resepsionis. Saat itulah proses penyekapan terjadi. Dia dituduh membawa kabur istri orang hingga pengeroyokan terjadi. 

Ali sempat dikeroyok oleh ketiga orang tersebut, dan mencoba melarikan diri, namun nahasnya, sepatunya licin, dan Ali terjatuh hingga kelompok tersebut berhasil menangkapnya dan meneriakinya maling. 

Setelah ditangkap Ali dimasukkan ke dalam mobil dan dibawa ke Tanjung Riau dengan kondisi lebam seluruh badannya, tangan dan kaki terikat. 

Gema Minang tak terima

Ketua Generasi Muda Minang (Gema) Batam tak terima dengan perlakuan tersebut. Mereka akan menggelar rapat dan menindaklanjuti kasus tersebut.

"Tidak ada cerita damai, kasus ini harus lanjut," ujar Ketua Gema Minang Antoni Lendra kepada batamnews.co.id.

Menurut Antoni, perlakuan tersebut sudah masuk wilayah kriminal dan sangat tidak manusiawi.

Pria yang disapa Boni tersebut mengatakan, akan menempuh jalur hukum dan berusaha meredam kemarahan anggota Gema Minang yang tidak terima dengan perlakuan tersebut.

"Malam ini kita akan rapat," ujar Boni.

(das)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews