7 Fakta Ilmiah Kenapa Indonesia Sering Gempa Bumi

7 Fakta Ilmiah Kenapa Indonesia Sering Gempa Bumi

Peta cincin api pasifik.

Batam - Indonesia sering sekali terjadi gempa bumi. Hal ini juga yang membuat negara kita menjadi pusat perhatian dunia ketika terjadi gempa dan tsunami.

Jelang tutup tahun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga melaporkan telah terjadi gempa berkekuatan 5,1 skala Richter (SR) yang melanda wilayah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara. Gempa terjadi sekira pukul 01.34 WIB, Senin (31/12/2018). 

Tercatat hingga Senin (31/12/2018), setidaknya ada sekitar 28 kali gempa bumi di Indonesia mulai dari kekuatan yang relatif kecil hingga sedang. Sebenarnya apa sih yang menyebabkan Indonesia rawan gempa bumi? 

Berikut penjelasan Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Hang Nadim Batam, Suratman:

 

1. Berada dalam kawasan Cincin Api Pasifik

Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire adalah istilah yang digunakan untuk menyebut wilayah yang sering mengalami letusan gunung berapi aktif dan gempa bumi.

Cincin Api Pasifik meliputi wilayah cekungan Samudra Pasifik. Disebut Ring of Fire karena wilayah tersebut memiliki bentuk tapal kuda. Panjang area yang termasuk dalam Cincin Api Pasifik adalah 40.000 km.

Dari sekitar 90 persen gempa bumi yang telah terjadi sejauh ini, 81 persen di antaranya terjadi di wilayah Cincin Api Pasifik. Ada sekitar 33 daerah atau wilayah yang termasuk lingkaran Cincin Api Pasifik, salah satunya Indonesia.

 

2. Terletak di Alpine Belt atau Sabuk Alpine

Sekitar 17 persen dari gempa bumi terbesar atau sekitar 5 hingga 6 persen gempa bumi yang terjadi di dunia terjadi di daerah Sabuk Alpine.

Baik Cincin Api Pasifik maupun Sabuk Alpine, Indonesia termasuk di kedua jalur ini. Wilayah yang termasuk dalam sabuk Alpine adalah Jawa, Sumatra, Himalaya, Mediterania, Atlantika.

Meskipun rentan terjadi letusan gunung berapi dan gempa bumi, letak Indonesia di Cincin Api Pasifik dan Sabuk Alpine membuat wilayahnya memiliki tanah yang subur.


3. Berada di titik pertemuan antara 3 lempeng Bumi

Lempengan bumi yang mengelilingi Indonesia adalah lempeng Pasifik, Eurasia, dan Indo-Australia.

Gempa bumi yang disebabkan oleh lempeng bumi terjadi jika lempeng ini bergeser, pecah, atau bahkan mencuat ke atas.

Selain gempa, adanya tumbukan lempeng juga bisa menyebabkan tsunami setelah gempa. Contohnya adalah gempa dan tsunami tahun 2004 yang terjadi di Aceh.

Beberapa daerah di Indonesia yang rawan gempa dan tsunami meliputi Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Banten, Bali, Jawa Timur bagian selatan, daerah Fak-Fak dan Yapen di wilayah Papua, dan masih banyak lagi.


4. Terletak di batas konvergen antara lempeng Sunda dan lempeng Indo-Australia

Gempa bumi biasa terjadi di Sumatera karena pulau ini berada di perbatasan konvergen di mana Lempeng Sunda berada di zona subduksi di bawah Lempeng Indo-Australia.

Lempeng ini bergerak miring dengan kecepatan 60 mm per tahun dan komponen di belahan kanannya didorong oleh sesar mendatar/lateral di Pulau Sumatra, terutama sesar besar Sumatera.

Pada 2 Juli 2013, gempa bermagnitudo 6,1 mengguncang Provinsi Aceh. Gempa ini disebabkan oleh lempeng Sunda yang bersubduksi dengan lempeng Indo-Australia. Pergerakan lempeng mengakibatkan wilayah di Sumatera berguncang.

Selain itu, beberapa daerah di wilayah Indonesia bagian selatan juga mengalami gempa bumi, mulai dari yang bermagnitudo relatif kecil hingga yang terbesar.

 

5. Terletak di antara pertemuan dua lempeng benua besar dan patahan Semangka 

Provinsi Sumatera Barat berada di wilayah pertemuan dua lempeng benua besar (Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia) dan patahan Semangka.

Di dekat pertemuan lempeng ada pula sesar Mentawai. Ketiganya adalah daerah seismik aktif.

Menurut catatan para ahli seismik, Sumatera Barat memiliki siklus gempa besar 200 tahun yang pada awal abad 21 telah memasuki periode siklus berulang.

 

6. Persebaran sesar-sesar aktif di seluruh Indonesia

Wilayah Indonesia berpotensi tinggi terjadi gempa bumi karena posisinya di pertemuan tiga lempeng utama dunia. Yakni, Lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik.

Dari pertemuan ketiga lempeng ini, ada sekitar enam pertemuan lempeng aktif yang berpotensi memicu gempa bumi kuat.

 

7. Indonesia memiliki banyak gunung berapi

Itulah alasan mengapa Indonesia memiliki banyak gunung berapi aktif maupun tidak aktif.

Sebuah gunung api yang masih aktif akan mengeluarkan magma dalam bentuk letusan. Letusan bisa berupa letusan besar atau ringan. Daerah di sekitar gunung berapi juga rentan terhadap gempa bumi.

Ketika gunung berapi meletus, daerah sekitarnya akan mengalami gempa bumi, tergantung pada besarnya letusan.

(sya)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews