Jalur Udara Jadi Favorit Penyelundup Narkoba

Jalur Udara Jadi Favorit Penyelundup Narkoba

Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi. (Foto: kumparan).

Jakarta - Peredaran narkoba di Indonesia masih sangat tinggi. Setidaknya ada 4.075 ton narkotika dan psikotropika yang berhasil diamankan petugas Bea Cukai selama 2019.

Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi mengungkapkan dari jumlah tersebut, kebanyakan masuk ke Indonesia melalui jalur udara.

“Kalau kita lihat lebih lanjut modus operandi yang dilakukan para penyelundup kita selama 2018 modus terbesar adalah transportasi udara,” kata Heru dalam press release akhir tahun 2018 di Kantor Badan Narkotika Nasional, Kamis (20/12/2018).

Selain itu, menurut Heru, narkoba juga banyak dibawa masuk ke Indonesia melalui jasa ekspedisi. Modus seperti ini sebenarnya sudah berlangsung sejak 2017. Variasi modus penyelundupan narkoba ini memang terus dilakukan agar dapat mengelabui petugas.

“Yang kedua melalui pos dan perusahaan jasa titipan ini merupakan tren yang juga meningkat drastis dari tahun sebelumnya. Di samping modus lainnya baik melalui transportasi darat maupun transportasi laut melalui kargo dan kontainer,” kata dia.

Meski dipasok dari luar, Heru menyatakan kebanyakan pelaku yang tertangkap dalam penyelundupan narkoba ialah Warga Negara Indonesia. Barang haram tersebut didatangkan dari negara yang lama menjadi sumber peredaran narkoba seperti Cina dan Myanmar.

“Pelaku terbesar dari tangkapan yang berhasil kita ungkap masih didominasi oleh Warga Negara Indonesia dengan source barang selundupan terutama berasal dari negara-negara sebelumnya menjadi source sabu ini yaitu China, Taiwan, transit melalui Malaysia dengan tren baru tumbuhnya sindikat di Myanmar,” kata Heru.

Sementara itu, BNN dalam laporannya mengungkap 914 kasus narkoba sepanjang tahun 2018. Dalam pengungkapan itu BNN menangkap 1.355 orang tersangka. Selain itu selama setahun BNN telah mengidentifikasi 83 jaringan sindikat narkoba.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews