Ekonomi Kepri Membaik, Tapi Masih di Bawah Pertumbuhan Nasional

Ekonomi Kepri Membaik, Tapi Masih di Bawah Pertumbuhan Nasional

Kepala Bank Indonesia (BI) perwakilan Kepri, Gusti Raizal Eka Putra.

Batam - Pertumbuhan ekonomi Kepri mulai menunjukkan kinerja yang membaik pada tahun 2018, setelah sempat mengalami perlambatan yang siginfikan di tahun 2017. Secara kumulatif triwulan I-III 2018, ekonomi Kepri tumbuh sebesar 4,24 persen (yoy). 

Kepala Bank Indonesia (BI) perwakilan Kepri, Gusti Raizal Eka Putra mengatakan bahwa capaian Kepri masih di bawah kumulatif perekonomian nasional yang tumbuh sebesar 5,16 persen (yoy). 

"Bila dibandingkan dengan daerah lain di Sumatera, Kepri berada pada urutan ke-8 dari 10 wilayah," ujar Gusti pada pertemuan tahunan BI di Radissson Hotel, Batam, Kepri, Selasa (4/12/2018). 

Namun kontribusi Kepri terhadap ekonomi Sumatera tetap berada pada peringkat 5 dengan andil sebesar 7,8 persen. Setelah Riau (23,47 persen), Sumut (22,60 persen), Sumsel (13,12 persen), dan Lampung (10,59 persen). 

Gusti menyebutkan ekonomi Kepri sejak tahun 2013 hingga triwulan II 2017 pertumbuhan investasi cenderung menurun sejalan dengan perlambatan ekonomi Kepri. Lalu pada tahun 2018, investasi mulai tumbuh menguat dibandingkan periode 2013-2015. 

Dalam kondisi investasi yang tumbuh cukup siginfikan pada triwulan III-2018, pertumbuhan ekonomi Kepri tercatat mengalami perlambatan. Hal itu disebabkan oleh perlambatan kinerja konsumsi yang memiliki porsi sebesar 43,18 persen terhdap total perekonomian Kepri. 

"Net ekspor yang selalu tumbuh positif sampai dengan 2016, namun sejak itu net ekspor kita menunjukkan tren yang melambat," katanya. 

Selain itu konsumsi pemerintah sebesar 4,98 persen juga belum mengangkat level pertumbuhan ekonomi Kepri pada triwulan III 2018. 

Dari sisi sektoral, empat sektor utama Kepri masih menjadi mesin utama ekonomi Kepri dengan kontribusi terbesar dari sektor industri pengolahan (35,81 persen), konstruksi (18,25 persen), pertambangan dan penggalian (16,25 persen) serta perdagangan (8,72 persen). 

"Pertumbuhan ekonomi Kepri pada triwulan I-III 2018 didorong oleh sektor industri pengolahan, konstruksi serta penyediaan akomodasi dan makan dan minum," jelas Gusti. 

Perbaikan kinerja sektor industri pengolahan terutama ditopang oleh industri elektronik dan industri elektronik dan industri produk dari besi dan baja.

Sedangkan proyek pemerintah antara lain: pembangunan jalan, proyek peningkatan ketersediaan air bersih, peningkatan fasilitas perhubungan udara, fasilitas pengolahan limbah dan peningkatan fasilitas pelabuhan. 

Untuk sektor penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh cukup tinggi sepanjang 2018 ditopang oleh aktivitas kepariwisataan di Kepri. 

"Tingkat kunjungan wisman periode Januari-September 2018 tumbuh signifikan sebesar 27,33 persen dengan jumlah wisman sebanyak 1,89 juta orang," sebutnya. 

Namun peningkatan kunjungan wisman ini belum memberikan kontribusi optimal karena lama kunjungan wisman mengalami penurunan, yaitu tercatat 1,85 hari. 

"Padahal dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu bisa sampai 2,14 hari," ungkap Gusti. 

(ret)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews