Pertumbuhan Ekonomi Kepri Triwulan III Melambat

Pertumbuhan Ekonomi Kepri Triwulan III Melambat

Kepala perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepri, Gusti Raizal Eka Putra. (Foto: Margaretha/Batamnews)

Batam - Pertumbuhan ekonomi Kepri melambat pada triwulan III 2018. Bank Indonesia mencatatkan indeks sebesar 3,74 persen (yoy), lebih rendah dibanding pertumbuham ekonomi triwulan sebelumnya sebesar 4,51 persen.

Dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di Sumatera, Kepri menempati nomor dua terakhir dengan pertumbuhan ekonomi yang paling lambat. Provinsi Aceh menempati urutan pertama paling lambat.

Kepala perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepri, Gusti Raizal Eka Putra mengatakan perlambatan ekonomi kepri triwulan III dipengaruhi oleh pelemahan konsumsi rumah tangga serta net ekspor luar negeri dari sisi pengeluaran.

“Sementara dari sisi lapangan usaha, perlambatan ekonomi disebabkan oleh penurunan kinerja sektor industri pengolahan, konstruksi dan perdagangan,” ujar Gusti di Grand I Hotel, Nagoya, Batam, Kepri, Jumat (23/11/2018).

Perlambatan ini merupakan pola musiman setelah berlalunya idul fitri dan ramadhan. Sebaliknya kinerja pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi tumbuh menguat. Realisasi investasi kembali tumbuh menguat didukung oleh proyek infrastruktur swasta dan pemerintah.

“Kinerja investasi tumbuh 12,19 persen lebih menguat dari triwulan sebelumnya yang tercatat 8,96 persen,” kata Gusti.

Pertumbuhan investasi ini terkonfirmasi dari kinerja impor barang modal. Tercatat ada pertumbuhan 16,84 persen (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu sebesar 15,66 persen (yoy).  “Dan kredit investasi juga tumbuh menguat, tercatat sebesar 14,96 persen,” jelasnya.

Kemudian dari segi lapangan usaha, perlambatan pertumbuhan ekonomi bersumber dari perlambatan kinerja sektor industri pengolahan, konstruksi dan perdagangan.

Gusti menyebutkan perlambatan kinerja sektor industri terkonfimasi dari penurunan pertumbuhan penyaluran kredit terhadap sektor konstruksi yang tumbuh 19,90 persen (yoy),lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 25,32 persen (yoy).

Sedangkan perlambatan kinerja sektor industri pengolahan terkonsfirmasi dari pelemahan ekspor non migas luar negeri yang hanya tumbuh 5,09 persen (yoy).

“Perlambatan kinerja sektor industri pengolahan terutama dipengaruhi oleh penurunan ekpsor CPO dan produk dari besi dan baja,” kata dia.

Sektor perdagangan juga terkonfirmasi mengalami perlambatan, tercatat pada triwulan III 2018 sebesar 5,28 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 6,28 persen (yoy).

“Perlambatan kinerja sektor perdagangan ini merupakan pola musiman, setelah berlalunya perayaan hari besar keagamaan,” ucapnya.

(ret)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews