ICMI Ajak Pelajar di Tanjungpinang Pahami Bahaya Politik Uang

ICMI Ajak Pelajar di Tanjungpinang Pahami Bahaya Politik Uang

Para pemateri dari ICMI usai menggelar diskusi mengenai bahaya poltik uang di MAN Tanjungpinang. (Foto: istiemwa).

Tanjungpinang - Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) memberikan pemahaman bahaya money politics ke sekolah. Program itu disebut ICMI Goes To School.

Salah satu sekolah yang sasaran sosialisasi adalah MAN Tanjungpinang. Ratusan siswa terlihat antusias mendengarkan pemaparan pemateri yang juga pengurus ICMI, Jumat (9/11/2018).

Para pemateri yang dihadirkan antara lain Robby Patria, mantan Ketua KPU Tanjungpinang, Siska pegawai Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Kepri, Rini Pratiwi, Yudistira dosen STAI MU Tanjungpinang. Materi menjelaskan tentang demokrasi dan pemilu serentak 2019.
 
Robby mengatakan, demokrasi berjalan baik di Indonesia jika pemimpin terpilih menang bukan karena politik uang. "Kalau pakai uang jangan berharap daerah kita akan cepat maju," kata Robby.

Saat ini, Indonesia diprediksi Mc Kensey, sebuah perusahaan konsultan multinasional dari Amerika Serikat, menjadi negara ekonomi terkuat ketujuh di dunia tahun 2045.

"Pada tahun itu usia-usia kalian lah menjadi pemimpin, maka harus paham bahayanya politik SARA, hoaks, fake news, atau politik kebencian," ujar dia. 

Robby menuturkan, banyak negara dunia diadu domba dengan politik identitas dan isu SARA. "Sebagai generasi penerus bangsa, hal itu harus kita buang jauh-jauh," imbuh Robby.

Begitu juga yang dikatakan Rini Pratiwi. Pemilih milenial harus menjadi pemilih idealis. Harus berani menolak diberi materi apapun dalam menentukan pilihan pada pemilu nanti. 

"Money politics harus dimusuhi, sangat berbahaya untuk demokrasi yang sedang dibangun," kata Rini. 

Rini memaparkan, siswa harus menjadi pemilih cerdas. Termasuk memilih pemimpin harus berdasarkan kapasitas calon. "Pemilih cerdas itu, melihat rekam jejak calon, bukan karena cantik atau ganteng bahkan karena memberikan materi," ujar Rini.

"Jadi kalau ada dikasih uang Rp200 ribu kemudian minta dipilih, adik-adik jangan mau. Nanti negara kita rugi sendiri," tambah dia.

Acara ini berlangsung lancar. Siswa cukup antusias dalam memberikan pertanyaan kepada para pemateri.

(tan)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews