Crime story

Pembongkaran Makam Ungkap Kematian Tak Wajar Ibu Muda

Pembongkaran Makam Ungkap Kematian Tak Wajar Ibu Muda

Tersangka Handoko di Polres Boyolali. Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom

Boyolali - Meninggalnya Novi Septiyani (22) yang tak wajar, akhirnya berhasil terungkap setelah makamnya dibongkar dan jenazahnya dioutopsi. Ibu muda itu tewas karena penganiayaan oleh suaminya sendiri.

Polres Boyolali bersama tim DVI Polda Jateng, membongkar makam korban, di pemakaman umum Kyai Sundigong, Desa Kebongulo, Kecamatan Musuk, Boyolali pada Minggu (7/10) lalu. Di tempat itu pula, jenazah Novi diautopsi.

"Hasil sementara dari pemeriksaan tim DVI menyatakan bahwasanya ada kejanggalan atau ada bekas tindakan kekerasan di tubuh korban," kata Kapolres Boyolali, AKBP Aries Andhi, Selasa (9/10/2018).

Luka bekas kekerasan yang mengakibatkan meninggalnya korban itu yakni luka memar di leher dan mulut. Tujuh hari setelah kematian korban, Polres Boyolali pun berhasil mengungkap pelaku penganiayaan terhadap korban itu.

Dalam kasus ini, Polres Boyolali juga telah menetapkan suami korban yakni Handoko (36) sebagai tersangka. Blantik sapi itu kini telah ditahan di Mapolres Boyolali untuk menjalani penyidikan.

"Dan akhirnya suami korban yang bernama Handoko mengakui yang melakukan tindak kekerasan sampai mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain yaitu saudari Novi yang merupakan istrinya sendiri," kata Aries Andhi.

Penganiayaan terjadi pada Minggu (30/9) malam, sepulang tersangka dari tempat hiburan malam, karaoke di Boyolali. Tersangka yang pulang malam dan dalam kondisi mabuk itu ditegur oleh korban.

Baca juga: Kematian Tak Wajar Ibu Muda di Boyolali yang Terkubur Seminggu

Cekcok antara Handoko dengan istrinya, Novi Septiyani, malam itu berujung maut. Handoko mencekik Novi hingga tewas.

Pertengkaran suami istri warga Dukuh Gumukrejo, Desa Kebongulo, Kecamatan Musuk, Boyolali itu tak hanya sebatas karena suami pulang malam dan dalam kondisi mabuk. Namun diduga juga karena suami memiliki wanita idaman lain (WIL).

Sehingga percekcokan terjadi. Lalu Handoko masuk kamar dan berbaring di tempat tidur.

Jengkel, Novi pun mengambil telepon seluler suaminya yang ditaruh diatas meja. Dia pun menemukan nomor seorang perempuan berinisial Y.

Diduga, Handoko ada kedekatan atau huhungan khusus dengan Y. Antara Handoko dengan Y, diduga juga sudah sering berkomunikasi.

"Ya, ada kedekatan makanya istrinya menghubungi (Y) dengan HP Handoko," imbuh Kasat Reskrim Polres Boyolali, AKP Willy Budiyanto.

Malam itu, korban menelepon Y, yang intinya korban meminta agar Y tak menghubungi suaminya lagi. Antara korban dengan perempuan di ujung telepon itu pun sempat terjadi cekcok.

Mendengar istrinya menelepon Y, Handoko yang sebelumnya berbaring di tempat tidur langsung bangun. Dia keluar kamar dan mendatangi istrinya.

Handoko berusaha merebut telepon seluler yang dipegang istrinya, namun gagal. Kemudian Handoko langsung mencekik leher istrinya itu hingga akhirnya nyawanya melayang. Korban ditemukan telah meninggal dunia Senin (1/10) sekitar pukul 03.00 WIB.

Kepada polisi, Handoko mengakui perbuatannya.

"Saya cekik sekitar 5 menit," kata Handoko di Mapolres Boyolali.

Pertengkaran antara Handoko dengan istrinya itu juga tidak terjadi sekali ini saja. Namun beberapa hari sebelumnya juga sudah terjadi cekcok.

Handoko pun mengakuinya. Ditanya para wartawan apakah sering cekcok dengan istri, Handoko menjawab, kadang-kadang.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews