Pria Suriah Tertahan Berbulan-bulan di Bandara Kuala Lumpur, Ada Apa?

Pria Suriah Tertahan Berbulan-bulan di Bandara Kuala Lumpur, Ada Apa?

Hassan al-Kontar, pria Suriah yang tujuh bulan tertahan di Bandara Kuala Lumpur. (Foto Joshua Paul/BBC)

Kuala Lumpur - Seorang laki-laki asal Suriah, Hassan al-Kontar tertahan di Bandara Internasional Kuala Lumpur selama 7 bulan. Dia kini berada dalam tahanan kepolisian setempat.

"Para penumpang yang berada di area boarding mestinya langsung masuk ke pesawat, tapi ia tidak melakukan hal yang semestinya dilakukan," kata Mustafar Ali, kepala imigrasi Malaysia, hari Selasa (02/10).

"Ia berada di area terlarang dan kami harus mengambil langkah yang kami rasa perlu," jelasnya.

Ali menjelaskan al-Kontar akan diserahkan ke bagian imigrasi setelah selesai menjalani interogasi polisi.

"Kami akan menjalin kontak dengan kedutaan Suriah terkait proses deportasi dirinya," katanya.

Sejauh ini tidak ada keterangan mengapa baru sekarang al-Kontar dipindahkan dari bandara dan diserahkan ke polisi. Belum diketahui pula di mana persisnya ia ditahan.

Upaya untuk menghubungi al-Kontar melalui pesab Whatsapp belum mendapatkan jawaban.

Al-Kontar meninggalkan Suriah untuk menghindari wajib militer dan ketika perang saudara pecah di negara tersebut menolak untuk pulang.

Sebelumnya ia mencoba untuk mendapatkan suaka di negara ketiga.

Al-Kontar bekerja di bidang asuransi di Uni Emirat Arab ketika perang pecah di Suriah pada 2011.

Ia tak bisa memperpanjang paspor karena ia tidak menyelesaikan wajib militer di Suriah. Ia menolak kembali ke Suriah karena khawatir akan ditangkap atau dipaksa masuk ke dinas militer.

Situasi ini membuatnya bertahan secara ilegal di Uni Emirat Arab. Pada 2016 ia ditahan.

Pada 2017 ia berhasil mendapatkan paspor baru namun ia deportasi ke Malaysia, satu dari sedikit negara yang membolehkan warga Suriah masuk dengan visa kedatangan.

Saat masuk ke Malaysia ia mendapatkan visa turis selama tiga bulan.

Saat visa ini habis ia mencoba terbang ke Turki namun tak dibolehkan boarding. Ia terbang ke Kamboja namun dikirim balik dan sejak itu ia menetap di area kedatangan, dengan menggantungkan diri pada sumbangan makanan dari staf bandara.

Laki-laki berusia 36 tahun ini mencoba mendapatkan suaka di Ekuador dan Kamboja namun gagal.

Ia aktif di media sosial dan menggambarkan dirinya dalam situasi ketidakpastian hukum.

Informasi yang diperoleh BBC menyebutkan ia berencana mendapatkan suaka dari pemerintah Kanada dengan bantuan beberapa relawan.

Namun sebelum suaka ia dapatkan, ia ditahan oleh polisi Malaysia.

(*)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews