Buruh Batam Tolak Pertemuan IMF-World Bank, Ini Alasannya

Buruh Batam Tolak Pertemuan IMF-World Bank, Ini Alasannya

Buruh dari FSPMI menggelar unjuk rasa di Gedung DPRD Batam menolak pertemuan IMF-World Bank.(Foto: Johannes/batamnews)

Batam - Ratusan buruh Kota Batam ikut menolak pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank yang akan digelar di Bali pada Oktober ini. 

Penolakan itu disampaikan melalui unjuk rasa di DPRD Kota Batam, Selasa (2/10/2018) siang.

Ketua Konsulat Cabang FSPMI Batam Alfatoni mengatakan, di dalam pertemuan (IMF) nanti disebut akan ada upaya menghapuskan upah minimum.

"Secara otomatis itu akan merugikan para buruh terkait penerimaan upah," katanya.

Ia melanjutkan, penghapusan upah minimum hanya akan menguntungkan pengusaha. "Gaji buruh akan makin rendah lagi. Kami akan dipaksa mau pilih kerja atau digaji dengan seadanya. Ini lebih bahaya, maka kami kawal," katanya.

Aksi penolakan pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank ini tidak hanya dilakukan di Batam tetapi juga di beberapa daerah lain, termasuk buruh internasional di luar negeri. 

"Jadi penolakan ini dilakukan seluruh buruh dunia," katanya. 

Ketua DPRD Kota Batam Nuryanto mengatakan, akan melaporkan aspirasi buruh ke Gubernur Kepri. "Karena ini isu nasional," katanya.

Pertemuan IMF akan berlangsung akhir Oktober di Bali 2018 ini. Beredar isu di dalam kegiatan tersebut Bank Dunia akan mengusulkan kepada negara berkembang untuk mengurangi peraturan ketenagakerjaan, termasuk pengupahan buruh.

Selain itu massa juga menuntut beberapa hal lainnya, pertama buruh meminta penghapusan Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2015 tentang pengupahan. 

Kedua, menolak impor yang dilakukan pemerintah sehingga berpengaruh terhadap dolar dan kenaikan harga sembako di tengah masyarakat.

Massa juga meminta DPRD memperjuangkan hak karyawan yang di-PHK akibat perusahaan kabur dari Batam.

(tan)
 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews