Sri Mulyani: Indonesia Kena Dampak Kebijakan Moneter AS

Sri Mulyani: Indonesia Kena Dampak Kebijakan Moneter AS

Sri Mulyani (Foto : merdeka.com)

Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi pembicara dalam Forum Riset Life Science Nasional Tahun 2018 di Hotel Pulman Central Park, Jakarta. Acara yang diselenggarakan PT Bio Farma (Persero) mengusung tema Pendanaan Penelitian dan Kebijakan Pendukung Sektor Swasta dan Pemerintah untuk Riset dan Inovasi di Indonesia.

Di hadapan ratusan peserta, Sri Mulyani menjelaskan kondisi perekonomian secara global, terutama di Amerika Serikat (AS). Sri Mulyani menyebut, beberapa kebijakan moneter yang dilakukan AS saat ini secara garis besar mempengaruhi perekonomian dunia, termasuk juga di Indonesia.

"Hari ini kita melihat bahwa gejolak global yang berasal dari kebijakan moneter dari AS maupun di negara maju lainnya bisa mempengaruhi perekonomian global," kata Sri Mulyani, saat memberikan sambutan di Hotel Pulman Central Park, Jakarta, Kamis (13/9).

Sri Mulyani menuturkan, salah satu kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah AS dalam bidang moneter adalah menaikkan suku bunga serta mengurangi likuiditas. Kedua hal tersebut merupakan salah satu upaya AS menormalisasi policy moneter setelah terjadi krisis global pada 2008-2009 lalu.

"Waktu itu, degan kondisi ekonomi yang turun tajam karena krisis, AS turunkan suku bunganya dari di atas 5 persen menjadi mendekati ke 0 persen. Dan sekarang karena ekonominya pulih kembali suku bunga dinaikan kembali sekarang sudah mendekati 2 persen dan mungkin tahun depan masih ada naik lagi," ungkap Sri Mulyani

Situasi ini kemudian mempengaruhi seluruh dunia. Sebab, pada saat yang sama degan suku bunga yang meningkat Pemerintah AS melakukan extraordinary monetary policy mencetak banyak dolar dalam rangka untuk mengembalikan ekonominya yang terpuruk karena krisis.

"Nah hari ini adalah menaikkan suku bunga degan mengurangi likuiditas Dolar sehingga yang terjadi seluruh dunia akan terpengaruh pada suku bunga yang meningkat dan suplai Dolar yang meningkat. Ini yang sedang kita hadapi di 2018. Oleh karena itu kita harus tingkatkan kewaspadaannya," ungkapnya.

Dengan demikian, di tengah ketidakpastian terhadap perekonomian Global saat ini, pemerintah akan terus menjaga dibeberapa sektor. "Degan kondisi tersebut perekonomian Indonesia yang kita bisa jaga baik itu dari sisi sektor riil, pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan, pemerataan, kita tumbuh di atas 5,2, inflasi rendah 3,5 persen. Kemiskinan turun terus secara konsisten bahkan pertama kali dalam sejarah 8,9 persen ini terus diturunkan," pungkasnya.

(aiy)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews