Beberapa Isu yang Digunakan untuk Saling Serang Kubu Jokowi-Prabowo

Beberapa Isu yang Digunakan untuk Saling Serang Kubu Jokowi-Prabowo

Joko Widodo dan Prabowo Subianto saat bertemu di Hambalang, beberapa waktu lalu.

Jakarta - Beragam isu akan menjadi alat untuk saling serang antara kubu pollitik Jokowi dan Prabowo. Mereka tentunya punya isu yang digunakan untuk menjatuhkan lawan politiknya.

Bila diperhatikan, setidaknya ada sejumlah isu yang digunakan kedua belah pihak. Ini isu-isu yang sering dijadikan bahan 'menyerang' antara kubu Prabowo dan Jokowi:

Isu Utang Pemerintah
Prabowo Subianto mengatakan utang pemerintah Indonesia saat ini terus meningkat menjadi sekitar Rp 9.000 triliun. Hal ini menurutnya sangat membahayakan masa depan bangsa.

"Utang-utang kita sudah sangat membahayakan. Selain utang pemerintah, ada utang lembaga-lembaga keuangan milik pemerintah dan BUMN dan kalau dijumlahkan sungguh sangat besar," ujarnya.

Isu tenaga kerja asing

Selain isu utang, inkumben juga sering diserang isu tenaga kerja asing. Isu ini makin santer menjelang Pilpres 2019.

Prabowo Subianto sendiri pernah menyindir maraknya Tenaga kerja Asing (TKA) yang bekerja di Indonesia. Prabowo menegaskan, perkataan dirinya bukan anti terhadap asing.

Ia hanya ingin pemerintah lebih memprioritaskan kepentingan rakyat dibandingkan asing.

"Kita harus mengurus rakyat kita dulu. Rakyat kita harus bekerja yang layak, itu pekerjaan kita. Enggak neko-neko kok. Kalau buka pintu untuk tenaga kerja asing, nanti rakyat kita kerja apa," ungkapnya.

Yang seperti itu, lanjut Prabowo tidak dilakukan pemeritah. Ia justru melihat sekarang ini pemerintah Indonesia terlalu memanjakan kepentingan asing. "Enggak ada negara yang membuka pintu seperti kita," ujar dia.

Masa lalu Prabowo

Sementara Prabowo diserang dengan isu masa lalunya. Sekjen PDIP Hasto Kristyanto, misalnya, mengatakan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto hanya bisa menggunakan kritik sebagai senjatanya untuk menyerang di Pemilu 2019.

Tetapi, kata dia, rakyat memiliki penilaian sendiri terhadap kinerja Prabowo selama ini.

"Pak Prabowo banyak mengkritik karena jurus itu yang bisa dilakukan. Tetapi rakyat bisa bertanya bagaimana rekam jejak beliau," kata Hasto.

Menurutnya, selama Prabowo memimpin suatu koorporasi pun masih banyak masalah. Hal itu, lanjut Hasto, bisa dinilai langsung oleh masyarakat.

"Rekam jejak di dalam memimpin koorporasi itu saja banyak masalah, rekam jejak dalam keluarga beliau, rekam jejak dalam karir politik beliau, itu semua terbuka secara transparan dan rakyat yang menilai hal tersebut," ujarnya.

 Cawapres Bayar Rp 1 Triliun

Isu mahar Sandiaga Uno yang mengeluarkan uang Rp 1 triliun agar terpilih menjadi cawapres Prabowo diyakini akan menjadi isu untuk menyerang Prabowo. Bahkan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dalam pidatonya saat menjadi inspektur upacara HUT RI sempat menyinggung bakal calon wakil presiden (cawapres) yang harus mengeluarkan uang Rp 1 triliun untuk bisa maju di Pilpres 2019.

"Mau jadi Wakil Presiden saja harus keluarkan dana Rp 1 triliun saudara-saudara," kata Hasto dalam pidatonya.

Tak hanya itu, saat pidato Hasto mengungkapkan jika pemerintahan sebelumnya mewarisi banyak masalah yang harus ditanggung pemerintahan Jokowi.

Dia mengatakan persoalan itu 3 masalah utama. Pertama melunturnya martabat dan kehormatan bangsa. "Persoalan pertama melunturnya kemartabatan dan kehormatan bangsa," kata Hasto.

(*)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews