Sering Diabaikan, Begini Adab Saat Melayat ke Rumah Duka

Sering Diabaikan, Begini Adab Saat Melayat ke Rumah Duka

ilustrasi (Foto: ist/batamnews)

Batam - Datang melayat ke rumah duka merupakan kewajiban kita sebagai umat muslim. Namun, sayangnya dalam melayat, ada adab yang terkadang diabaikan si pelayat atau tak sadar melakukan kesalahan sepele saat datang melayat. 

Seperti yang dilansir bersamadakwah.net Beberapa diantaranya ternyata terdapat hal-hal sepele, yang kadang diabaikan para pelayat.

1. Bercanda

Salah satu adab yang dilarang namun banyak dilakukan saat melayat adalah melontarkan candaan.

Padahal Rasul mengajarkan, kematian seharusnya menjadi saat bagian manusia untuk merenung, bertafakur dan belajar mengingat kematian.

2. Bersuara Lantang

Selain itu, para pelayat juga dilarang banyak bicara apalagi mengeraskan suara yang melebihi suara dzikir.

Rasullah pernah mengatakan bahwa Allah tidak akan mengampuni orang-orang yang bersuara lantang dalam suasana tersebut.

Nah, agar kesalahan fatal seperti itu tidak terjadi pada kamu.

3. Jangan mengeraskan suara

Tak ada larangan berbicara, hanya saja yang perlu dan penting saja. Selain itu jangan biarkan obrolan lebih keras daripada zikir.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. bahwa saat beliau berjalan mengiringi jenazah, beliau mendengar seseorang bersuara keras, “Mintakan ampunan untuk mayit ini, semoga Allah SWT mengampunimu.” Maka Ibnu Umar ra. berkata,”Allah tidak mengampunimu, munkar bila mengeraskan suara dan bertentang dari apa yang seharusnya dilakukan dalam suasana ini, seharusnya bertadabbur dan tafakkur dan mengambil pelajaran dari kematian”.

4. Jangan pusingkan kendaraan menuju pemakaman

Bisa naik kendaraan apapun. Jika seseorang sudah lansia atau tak punya tenaga penuh untuk berjalan kaki, atau jika jarak pemakaman jauh, diperbolehkan untuk berkendaraan. Jika sebagian ada yang jalan kaki dan sebagian berkendaraan, sebaiknya kendaraan posisinya di belakang barisan. 

Sementara yang memilih jalan kaki bisa di depan, di belakang dan bisa di samping kiri atau kanan jenazah.

Dari Tsauban ra. Berkata, Rasulullah SAW dibawakan tunggangan saat mengantarkan jenazah. Akan tetapi beliau menolak untuk menaikinya. Sehingga beliau ditanya sebabnya dan menjawab, “Sesungguhnya para malaikat berjalan kaki dan aku tidak mau naik tunggangan sementara mereka berjalan kaki.” Saat para malaikat itu telah pergi, maka beliau pun naik kendaraan.

Bahwa Rasulullah SAW keluar mengiringi jenazah Abi Dahdah ra. dengan berjalan kaki, lalu pulangnya dengan berkendaraan.

5. Jangan terburu-buru, tapi bersegera

Terburu-buru berbeda dengan bersegera. Jika jenazah diketahui orang yang sholeh, maka saat diusung mayatnya, ia akan ‘minta’ disegerakan. Dari sinilah ada kebiasaan untuk mengusung jenazah dengan segera. 

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim disebutkan: Dari Abi Said Al-Khudhri ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Bila jenazah diangkat dan orang-orang mengusungnya di atas pundak, maka bila jenazah itu baik, dia berkata, “Percepatlah perjalananku.” Sebaliknya, bila jenazah itu tidak baik, dia akan berkata,”Celaka!, mau dibawa ke mana aku?” Semua makhluk mendengar suaranya kecuali manusia. Bila manusia mendengarnya, pasti pingsan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sementara itu, jika mengusung jenazah dengan terburu-buru hingga mengundang marabahaya bagi yang lain, tentu harus dihindari.

Wallahua’ lam. Semoga kita banyak mengambil pelajaran dari pengantaran jenazah. 

(*)


 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews