5 Tempat Wisata Toleransi Beragama di Batam

5 Tempat Wisata Toleransi Beragama di Batam

Masjid Laksamana Cheng Ho yang menjadi ikon di kawasan wisatawa Golden Prawn Bengkong. (Foto: Iskandar/BATAMNEWS)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama. Semua pihak wajib menghargai perbedaan dan keyakinan masing-masing.

Belajar toleransi menjadi hal penting di Indonesia. Ada banyak cara untuk belajar toleransi, salah satunya melalui mengunjungi tempat wisata yang mengajarkan menghargai perbedaan.

Berikut adalah daftar tempat wisata di Batam yang sekaligus dapat untuk belajar toleransi.

1. Masjid dan Kapal Laksmana Cheng Ho

Masjid dan Kapal Laksmana Cheng Ho adalah tiruan masjid serupa di Surabaya. Pemilik Golden Prawn sengaja mendirikan bangunan ini untuk memperingati sejarah perjalanan Laksmana Cheng Ho ke Indonesia dalam menyebarluaskan agama Islam.

Meski ukurannya lebih kecil daripada masjid yang di Surabaya, ornamen-ornamen penghias masjid tersebut kental dengan unsur budaya Tionghoa sehingga menjadikannya unik. Masjid ini merupakan wujud perpaduan dua adat dan agama yang berbeda.

2. Pa Auk Tawya Vipassana Dhura Hermitage
Sebetulnya ini sebuah vihara, tetapi letaknya yang berada di atas bukit di Pulau Rempang menghadirkan panorama luar biasa.

Selain vihara, terdapat sebuah patung Buddha berwarna putih yang berdiri tegak ke arah vihara. Berkunjung ke sini sama dengan mempraktikkan toleransi beragama, karena Anda harus menghormati tata cara yang berlaku.

Sekalipun terbuka untuk pengunjung umum, Anda tetap harus selalu menjaga ketenangan dan kebersihan tempat tersebut.

3. Rumah Miniatur Golden Prawn

Ada 32 rumah adat dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia di tempat ini. Mulai dari Rumah Kasepuhan, Jawa Barat, Rumah Gadang, Sumatera Barat, Rumah Natar, Bali, Rumah Balieo, Maluku, hingga Rumah Kariwari Honai, Papua.

Selain belajar menghargai keberagaman adat yang ada di Indonesia, di Rumah Miniatur juga dapat belajar untuk saling menghargai keyakinan antar umat beragama. Hal ini dilakukan dengan melihat replika rumah ibadah, mulai dari replika masjid, gereja, vihara, hingga pura.

Tidak bisa kita pungkiri, Indonesia memang memiliki keragaman agama, mulai dari Islam yang mendominasi, hingga Kristen, Katolik, Hindu, hingga Budha.

4. Pura Agung Amertha Bhuana

Pura ini terdapat bangunan Padmasana yang megah setinggi 15 meter yang merupakan Padmasana terbesar dan tertinggi di Indonesia. Pura Agung Amerta Bhuana ini dibangun dengan sentuhan ornamen Hindu klasik yang digabungkan dengan konsep modern.

Kompleks Pura Agung Amerta Bhuana yang dibangun tahun 1999 ini selain dijadikan sebagai tempat peribadatan umat Hindu juga dapat dikunjungi oleh wisatawan. Peresmian Pura Agung Amerta Bhuana  oleh menteria agama Republik Indonesia dilakukan tanggal 16 Juni 2004 dengan dihadiri oleh umat Hindu di Batam dan tokoh setempat.

Karena lokasi ini merupakan tempat ibadah, maka pengunjung diwajibkan untuk menggunakan pakaian yang rapi dan sopan. Bagi yang ingin datang kesini dengan membawa rombongan bisa membuat janji terlebih dahulu kepada pengelola sebelum hari kedatangan.

Sementara bagi perempuan yang sedang menstruasi dilarang untuk masuk ke dalam kompleks Pura Agung Amerta Bhuana. Hal ini juga berlaku bagi yang tengah berduka, sebelum 32 hari masa kedukaan Anda dilarang untuk memasuki pura.

Disini, pengunjung juga tidak boleh bersikap yang dapat menganggu warga yang sedang beribadah. Selain bisa menikmati keindahan yang disuguhkan tempat peribadatan umat Hindu ini, pengunjung juga bisa belajar mengenai toleransi antar umat beragama sekaligus menghargai perbedaan yang ada.

5. Vihara Duta Maitreya

Vihara terbesar di Asia Tenggara ini menjadi tempat berkumpul umat dari semua agama untuk belajar tentang kehidupan, termasuk belajar tentang toleransi yang menjadikan semua umat manusia sebagai satu keluarga.

Vihara ini memiliki ruang ibadah untuk lima agama. Selain itu ada juga restoran, pasar swalayan, ruang kelas untuk sekolah dari PAUD hingga SMA/SMK, dan asrama.

Semua agama ada di sekolah yang berada di vihara ini. Hal ini karena guru-guru di sekolah ini juga ada yang berasal dari kalangan Kristiani dan Muslim.

Vihara ini juga dikenal sebagai Kuil Budha tertawa, karena rata–rata patung Dewa Maitreya di sini mempunyai bentuk tubuh tinggi, lebar, telinga padat, gemuk dan wajah tertawa.

(deb)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews