Duh, Monumen Pahlawan Nasional Ini Jadi Tempat Orang Mabuk-mabukan

Duh, Monumen Pahlawan Nasional Ini Jadi Tempat Orang Mabuk-mabukan

Salah satu kondisi Monumen Raja Haji Fisabilillah yang tak terawat. (foto: yandika hendra)

BATAMNEWS.CO.ID, Tanjungpinang - Monumen Pahlawan Nasional Raja Haji Fisabilillah yang jadi ikon Kota Tanjungpinang tidak terawat dan memprihatinkan. Tokoh masyarakat Tanjungpinang menyesalkan kondisi tersebut.

Monumen itu diresmikan pada hari 14 Maret 1998 oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau, Soeripto.

Ketika Batamnews.co.id mengunjungi komplek monumen, di beberapa area komplek terdapat sampah basah maupun sampah kering, dedaunan kering, pagar banyak rusak, keramik monumen bagian bawah banyak terdapat coretan tulisan. Selain itu, lantai fasum seperti WC kotor, pintu yang rusak dan bolong.

Bukan itu saja, jembatan yang kokoh samping monumen yang dibangun dengan biaya besar tersebut tidak terawat dengan baik.

Fasilitas umum seperti WC di bagian bawah tangga jembatan terkesan menjijikkan. Sehingga pembangunan jembatan tersebut dinilai masyarakat menghambur-hamburkan uang.

Ketua Komunitas Bakti Bangsa (KBB) Kepulauan Riau (Kepri), Dody Rianto S.Pd prihatin melihat kondisi monumen Pahlawan Nasional Raja Haji Fisabilillah (RHF) yang merupakan lambang Kota Tanjungpinang itu.

Keprihatinan tersebut diperlihatkan langsung oleh Dody saat mengunjungi monumen bersejarah itu sekitar pukul 16.00 WIB, Senin (6/4/2015).

Dody mengatakan, fasilitas yang berada di monumen, seperti WC sudah tidak layak dipergunakan lagi. Bahkan, di area komplek monumen terdapat tulisan maupun coretan yang kurang pantas untuk ditulis dan sudah menjadi tempat orang-orang mabuk.

"Pada dinding bangunan monumen pun tidak mencerminkan etika yg baik. Sebagai generasi muda saya sangat menyayangkan dan sangat prihatin sekali," ujar Dody kepada media ini.

Dody berharap pemerintah dan bersama-sama masyarakat dapat dan menjaga dan merawat cagar budaya yang merupakan ikon Kota Tanjungpinang itu. Karena, monumen ini merupakan daya tarik bagi wisatawan maupun pengunjung lokal.

"Saya berharap Pemerintah melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bersama Dinas Kebersihan kota Tanjungpinang agar dapat melihat kondisi monumen," tegas Dody.

Dody menilai, pemerintah kurang memperhatikan dan merawat monumen yang merupakan kebanggaan warga Kepri itu.

Sementara, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan maupun Dinas Kebersihan kota Tanjungpinang Juramadi Esram tidak dapat ditemui awak media ini. Bahkan, saat dihubungi melalui via telpon genggamnya dan pesan singkat (sms) terkait tidak terawat dan terurus monumen tersebut tidak ada tanggapan.

(hen)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews