Demi Sesuap Nasi, Nelayan Desa Air Gelubi Buru Dugong

Demi Sesuap Nasi, Nelayan Desa Air Gelubi Buru Dugong

BATAMNEWS.CO.ID, Bintan - Ekonomi merupakan faktor yang bisa membuat seseorang melakukan hal-hal nekat bahkan di luar nalar. Unsur keterpaksaan itulah mau tak mau harus dijalani hanya untuk bertahan hidup, seperti yang dialami nelayan di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) ini.

Dia adalah Munsa seorang nelayan yang hidup di Desa Air Gelubi, Kecamatan Bintan Pesisir (Binsir). Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, pria berusia 70 tahun itu hanya bergantung dengan sampan dan alat tangkap tradisional untuk mencari ikan di perairan pesisir Bintan. 

"Kami nangkap ikan-ikan kecil dengan cara tradisional. Jadi dapatnya hanya untuk cukup makan," ujar Munsa, kemarin.

Namun saat ini untuk mendapatkan ikan-ikan kecil itu sangat sulit sekali. Sebab keberadaan ikan sudah mulai langka di perairan pesisir. Itu semua akibat ulah oknum tidak bertanggungjawab yang menangkap ikan skala besar dengan menggunakan bom. Imbasnya nelayan kecil seperti dirinya menjadi korban.

Akhirnya diapun terpaksa beralih demi mendapatkan sesuap nasi. Dugong atau yang sering disebut ikan duyung sekarang jadi buruannya. Meskipun burannya itu merupakan jenis satwa yang dilindungi oleh pemerintah dan menjadi ikon Kabupaten Bintan.

"Kami terpaksa berburu dugong. Karena ikan yang biasa kami bawa pulang sulit dicari akibat banyak oknum-oknum yang cari ikan dengan bom," jelasnya.

Diakuinya, pemerintah setempat sudah mensosialisasikan Peraturan Pemerintah (PP)Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Dalam aturan itu, dugong masuk dalam kategori Apendik 1 dan jelas dilindungi keberadaannya.

Tetapi jika menuruti aturan itu dia tidak akan bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Kemudian harga dugong sangat menjanjikan dibanding jenis-jenis ikan biasanya. Hal inilah yang membuatnya harus memburu satwa yang harus dilindungi itu.

"Tidak setiap waktu kami berburu tetapi di saat kondisi cuaca tertentu saja. Harganya dugong itu cukup penuhi hidup kami. Karena yang dijual itu tak hanya daging tetapi gigi dan gadingnya," ucapnya.

(ary)

 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews