Korbankan 8 Hal Ini untuk Meraih Kesuksesan dalam Karir

Korbankan 8 Hal Ini untuk Meraih Kesuksesan dalam Karir

Ilustrasi bekerja (Foto: iStockphoto)

Karir yang cemerlang menjadi tujuan setiap karyawan di sebuah perusahaan. Resolusi ini kerap disuarakan saat pergantian tahun. Namun harapan itu tentu memiliki konsekwensi khusus. Bahkan Anda harus sudah siap untuk mengorbankan beberapa hal demi karier sukses itu.

Semua orang tentu punya definisi yang berbeda soal kesuksesan dalam karier. Namun mau bagaimana pun juga, ada banyak hal bersifat universal yang memang berpotensi menjegal kesuksesan Anda.

Untuk menggapai kesuksesan dalam karier, ada beberapa hal yang harus Anda korbankan. Kelihatannya sih sepele, tapi pada kenyataannya tak mudah meninggalkan hal-hal ini, karena sudah jadi kebiasaan.

Mumpung masih awal tahun, yuk kita introspeksi diri. Dikutip dari DuitPintar.com, berikut ini beberapa hal yang perlu Anda tinggalkan.

1. Gaya hidup tidak sehat

Usia 20 hingga 30 tahun bisa dikatakan sebagai masa produktif. Mengapa demikian? Karena di usia produktif inilah kita bisa melakukan banyak hal, termasuk dalam hal karier.

Tapi wajib diketahui bahwa ketika Anda menjalankan hidup tidak sehat, maka dampaknya akan terasa saat Anda berusia 40 tahun. Padahal di saat usia kepala empat itulah, Anda bakal dituntut untuk berpikir lebih dalam soal masa depan keluarga.

Jika di usia tersebut Anda sudah sakit-sakitan, bagaimana Anda bisa berpikir jernih untuk pekerjaan dan urusan rumah tangga? Mulai dari sekarang, mari tinggalkan gaya hidup tidak sehat, perbanyak olahraga, jaga pola makan, dan istirahat dengan cukup.

2. Pola pikir bahwa kerja hanya untuk menunggu gaji

Mereka yang berhasil sukses dalam karier, tentu punya target pencapaian karier dalam jangka panjang. Tahun ini masih jadi staf, dua tahun lagi harus jadi supervisor. Sementara itu yang sudah jadi supervisor harus punya target juga, kapan harus jadi manajer. Dan seterusnya.

Itu semua bisa dilakukan dengan mengantur pola pikir. Jangan sampai Anda hanya berkerja untuk menunggu gaji bulanan. Mulaikah untuk memberikan kontribusi nyata untuk perusahaan.

Sejatinya kita kerja memang untuk bertahan hidup. Tapi jika hanya menunggu gaji bulanan saja tanpa ada kontribusi nyata, jangan heran kalau Anda masih bertahan di jabatan yang sama bertahun-tahun.

3. Kebiasaan mengeluh soal pekerjaan

Mengeluh soal pekerjaan bisa berbahaya kalau jadi kebiasaan. Patut diketahui, sekali mengeluh maka akan ada kecenderungan Anda akan mengeluh lagi di kemudian hari. Semakin sering mengeluh maka hasil pekerjaan Anda pun makin tidak maksimal, hasilnya jauh dari apa yang diharapkan.

Dengan hasil pekerjaan yang apa adanya, penilaian bos terhadap Anda juga tidak akan bagus.

4. Khayalan tentang kesuksesan yang instan

Kesuksesan instan dalam karier hanyalah sebuah mitos. Buat Anda yang mau naik gaji atau jabatan tapi tidak diiringi peningkatan performa kerja, jangan berharap sukses tahun ini.

Patut diketahui, demi menggapai kesuksesan tentu harus ada peningkatan yang Anda capai setiap hari. Selalu tanamkan di pikiran Anda bahwa hari ini harus lebih baik daripada hari sebelumnya.

5. Rasa takut akan kegagalan

Sampai kapan pun, tidak ada suatu hal yang sempurna. Jangan sampai karena takut gagal, maka Anda pun hanya berani bertahan di satu bidang yang sudah dikuasai. Alhasil, Anda tidak akan sanggup melakukan hal lain di luar kemampuan, karena Anda takut mencoba hal baru.

6. Metode kerja multitasking

Beberapa di antara Anda tentu berpendapat kalau bisa mengerjakan banyak hal alias multitasking adalah kelebihan. Tapi jangan salah, hal itu juga bisa jadi kelemahan dalam bekerja.

Bekerja dengan sistem multitasking berpotensi membuat Anda kehilangan waktu berharga untuk menyelesaikan pekerjaan inti dengan baik. Apalagi jika Anda kedapatan sering mengerjakan pekerjaan di luar divisi.

7. Mental “Yes Man”

Buat Anda yang bekerja di perusahaan besar, kadang merasa takut untuk tidak setuju terhadap permintaan bos. Alhasil, Anda bakal melakukan apa saja yang diperintahkan bos meskipun itu merugikan perusahaan sekalipun.

Di tahun ini, beranilah untuk menjadi seorang yang bisa mengatakan tidak. Tentunya tidak untuk suatu hal yang tidak jadi tujuan perusahaan.

Sampaikanlah alasan penolakanmu dengan diplomatis. Atasan pasti akan sadar kalau saat itu Anda bisa memberikan kontribusi yang nyata.

8. Asal bicara

Dengan bicara hanya dengan modal asumsi, maka tidak akan ada yang yakin kalau apa yang Anda katakan adalah tepat. Nanti, ide Anda hanya pasti tak akan diterima atau dipertimbangkan oleh perusahaan. Jadi biasakan untuk berargumentasi berdasarkan dengan data yang akurat ya.

(snw)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews