Katon, Masih Muda, Kaya dari Meretas Website Eropa dan Asia

Katon, Masih Muda, Kaya dari Meretas Website Eropa dan Asia

Katon, pendiri Surabaya Black Hat (Foto: via Detikcom)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Aksi Surabaya Black Hat, komunitas hacker asal Surabaya, berhasil membobol ratusan website perusahaan luar negeri di Asia dan Eropa. Dari hasil meretas itu mereka mendapat uang dari bitcoin hingga paypal.

"Mereka mengancam atau menakut-nakuti dengan meminta sejumlah uang," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (13/3/2018).

Menurut Argo, mereka mengakses komputer dan atau sistem milik orang lain dengan cara apapun yang bertujuan memperoleh informasi eletronik atau dokumen elektronik dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan (dengan cara hacking). 

Aliran uang ke mereka pun ditemukan. Rekening tersebut berupa bitcoin dan paypal.

"Senilai ratusan juta rupiah," imbuhnya.

Kata dia, selama periode 2016, rekening bitcoin dan paypal para pelaku ini dalam bentuk USD yang dikonversikan ke dalam rupiah 

Motif para hacker ini adalah untuk keuntungan ekonomi. Selama 2017 sudah mendapatkan Rp 500 juta dari bitcoin.

Tiga dari enam pelaku ditangkap di Surabaya, Jawa Timur pada Minggu (11/3/2018) kemarin. Mereka telah meretas ribuan sistem, website maupun data perusahaan dan instansi pemerintahan.

Tidak hanya di Indonesia, mereka juga meretas sistem pemerintahan di luar negeri. Ada 42 negara yang diretas oleh komunitas Surabaya Black Hat ini. 

Sejak SMP

Tak disangka, seorang dari tersangka peretasan website di 42 negara, Katon, masih berusia muda.  Pria 21 tahun itu sudah belajar teknologi informasi sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). 

Dia merupakan pendiri 'Surabaya Black Hat.' Katon pernah membuat game online sendiri.

"Belajar) otodidak sih dari internet," kata Katon. Hal itu sudah ia lakukan sejak kelas 3 SMP.

Awalnya, Katon bermain game online, setelah bosan, ia buat sendiri.

"Game MMORPG (Masive Multiplayer Online Role Player Gaming)," kata dia.

Cukup 6 bulan saja, Katon sudah berjaya membuat game. Ia pun semakin tertarik dengan dunia internet. Sebuah website ia bikin.

Kemudian web itu dibobol temannya sendiri secara iseng-iseng. Ia pun mulai belajar membobol juga.

Pekerjaan itu semakin ia nikmati. Ratusan website pun mulai ia jebol.

"Paling sering (membobol) dengan cara SQL injection," tuturnya.

Katon pun lanjut kuliah di sebuah perguruan tinggi di Surabaya, Jawa Timur. 

Kemahirannya pun semakin terasah terutama di dalam dunia hacking.

"Sudah banyak website corporate maupun individu yang saya hacking. Yang paling sering itu Amerika, Jepang, Malaysia dan India," lanjutnya.

Konsultan Perusahaan Asing

Katon mengaku dari pekerjaan itu ia direkrut jadi konsultan perusahaan asing yang bergerak di bidang IT.

"Ada dua perusahaan, dari Eropa dan Asia (yang merekrutnya)," kata Katon.

Ia direkrut dari jagat maya, setelah mendapat rekomendasi dari para kliennya. Katon dibayar cukup malah per jam untuk pekerjaan sampingannya itu.

"Sudah dua bulan. Aku bekerja setiap dia kasih script, tapi nggak tiap hari," imbuh mahasiswa IT ini.

Seharusnya masa ujicoba Katon sudah akan berakhir. "Kalau nggak ada ini (ditangkap polisi), seharusnya masih lanjut," katanya.

Dari meretas itu, Katon terkadang mendapat uang hingga ribuan dolar.

"Pernah paling besar USD 1.200," tuturnya.

(snw)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews