Menelisik Ketahanan Air Bersih di Kepulauan Riau, ATB Masih yang Terbaik

Menelisik Ketahanan Air Bersih di Kepulauan Riau, ATB Masih yang Terbaik

Grafis ketahanan air bersih di Kepulauan Riau (Foto: Effa/Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - PT Adhya Tirta Batam (ATB) hingga saat ini sudah melayani 99 persen pelanggan di seluruh Batam dari sekitar 279 ribu pelanggan.

"Coverage kita sudah mencapai 99 persen," ucap Corporate Communication Manager ATB, Enriqo Moreno, beberapa hari lalu.

Menurut Enriqo jumlah pelanggan itu dari sekitar 1,2 juta jiwa penduduk Batam. "Kita asumsikan saja, satu kepala keluarga berisi 4 orang lebih, jadi potensi pelanggan mencapai 279 ribu," ucapnya.

Jangkauan ATB itu merupakan yang tertinggi di Indonesia dalam pelayanan air bersih.

“Artinya, tidak satupun daerah di Indonesia ini yang PDAM-nya bisa melayani segitu banyak masyarakatnya. Paling mendekati sama kita itu Surabaya, itupun hanya 93 persen,” kata dia.

Kemudian yang harus diperhatikan terkait kinerja, di PDAM dituntut bekerja secara efisien, Tolak ukurnya dari mana? Tolak ukurnya ada dua, yang pertama adalah kebocoran. Tingkat kebocoran di Batam, adalah dikisaran 15,28 persen. 

“Ini juga yang terendah di Indonesia,” ujar Enriqo.

"Kebocoran itu didapat dari air yang diproduksi tapi tidak bisa ditagihkan. Rata-rata dalam satu tahun, ATB itu memproduksi air sebanyak 100 juta kubik," ucapnya. 

“Artinya, dari 15,28 persen itu rata-rata yang tidak bisa ditagihkan itu sebesar 15 juta kubik. Itu macam-macam alasannya, ada yang komersil, non komersil, ada yang tekhnis,”paparnya.

Jika dibandingkan dengan PDAM Indonesia, rata-rata kebocorannya 32 persen. 

“Berarti kita itu setengahnya dari rata-rata Nasional,” kata dia.

Yang terakhir, yang menjadi tolak ukurnya adalah dari jumlah karyawannya dibagi dengan jumlah pelanggan yang dilayani. ATB mempunyai karyawan sekitar 600 orang, untuk melayani 275.000 pelanggan itu. Jadi jika dibagi, 600 orang karyawan dengan 275.000 pelanggan. Maka didapat hasil 2,19 persen.

“Ini juga terendah di Indonesia, kenapa? Karena rata-rata Nasional itu di angka enam, jadi sepertiganya,” ungkapnya.

Pencapaian itu dicapai ATB dari semenjak awal ATB berdiri di Batam pada tahun 1995, saat itu ATB sudah mempunyai pelanggan sebanyak 13.700 pelanggan.

Ketangguhan ATB ini tentu saja berbanding terbalik dengan sejumlah PDAM di Kepulauan Riau seperti Tirta Kepri, PDAM Lingga, PDAM Karimun.

PDAM Tirta Karimun hanya memiliki pelanggan sekitar 7012 pelanggan dengan jumlah penduduk 174 ribu. Tentu saja hal itu jauh dari ekspektasi. Masih banyak warga yang kesulitan air bersih dan terpaksa membeli kepada tanki air dengan harga mahal.

Selain itu mereka baru sanggup melayani 19 persen dari jumlah pelanggan potensial yang diperkirakan mencapai sekitar 40 ribu.

Waduk yang tersedia pun masih minim. Hanya ada satu yang aktif. 

Begitu juga di Lingga. Kondisi distribusi air bersih belum merata. PDAM Lingga mengaku baru mampu melayani 25,90 persen.

Direktur utama PDAM Lingga, Sazali melalui Kasi Umum Personalia, Nasrullah mengatakan, dari 102.013 jiwa masyarakat Kabupaten Lingga, baru sekitar 25,90 persen yang menjadi pelanggan PDAM.

"Tingkat kebocoran pertahun itu 37,57 persen. Sedangkan produksi air, 2.418.408 M3 (Kubik) dalam setahun," kata dia kepada Batamnews.co.id, Selasa (30/1/2018).

Jumlah karyawan, PDAM Lingga memiliki 25 orang yang tersebar di wilayah kerjanya.

"Rasio karyawan 4,73, masih Ideal lah dengan pelanggan yang ada saat ini," ujarnya.

Sementara itu PDAM Tirta Kepri sudah berdiri sejak sejak tahun 1971 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kepri berdiri baru mampu melayani 40 persen dari jumlah penduduk Kota Tanjungpinang.

Jumlah pelanggan perusahaan daerah air minum pada Desember 2017 kemarin sekitar 16.350 ribu pelanggan, terbagi 11.751 ribu di suplai dari jaringan sungai Pulai dan sebanyak 4.599 dari waduk Gesek. Sementara total penduduk Kota Tanjungpinang sekitar 260 ribu jiwa.

(yud)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews