Kisah Dibalik Kebakaran Terbesar di Lingga

Biar Kita Kehilangan Harta, Tapi Tidak dengan Nyawa..

Biar Kita Kehilangan Harta, Tapi Tidak dengan Nyawa..

Sugeng, salah seorang korban kebakaran di Kampung Cina yang turut berjibaku memberitahukan kebakaran dengan menggedor pintu warga. (Foto: Ruzi/Batamnews)

MALAM kian larut. Kampung Cina pun terlelap dari hiruk pikuk perniagaan, Selasa (28/11/2017) dini hari. Lokasi di bilangan Jalan Datuk Laksamana, Daik Lingga ini pun lengang.

Area ini adalah pusat pertokoan terbesar di Daik. Maklum, diisi warga keturunan Tionghoa sejak zaman Belanda. Warga 'keturunan' memang dikenal ulet dalam berniaga.

Beberapa orang sedang duduk-duduk bercengkrama malam itu. Tak terasa jam di tangan menunjukkan pukul 01.00 WIB.

Sugeng dan beberapa kenalannya yang bertugas di Polsek Daik masih larut dalam percengkramaannya. 

Sunyi kian memagut malam. Tiba-tiba saja sebuah suara teriakan memecahnya. Para pria ini kaget. "Kebakaran.. kebakaraan!".Kobaran api muncul di salah satu ruko.

"Saat itu saya langsung respon. Awalnya api itu dari sebelah kiri depan rumah saya," ucap Sugeng.

Mereka langsung meloncat dari tempat duduk dan berlari turut mengambil air untuk memadamkan api. 

"Kami ikut memadamkan api, ternyata kobaran api itu semakin besar, tak bisa kami padamkan," kenangnya.

Melihat kobaran api semakin ganas, Sugeng meyakini si jago merah sudah tidak bisa dikendalikan. Dalam hitungan menit semua ruko di Kampung Cina bakal habis.

Tak pikir panjang, ia langsung membangunkan warga di sekitaran lokasi agar menyelamatkan diri dan barang berharga.

"Dengan susah payah kami menggedor pintu pintu ruko yang didiami warga, supaya masyarakat yang di Kampung Cina ini selamat semua, ada yang langsung mendobrak pintu rumah agar keluar dan membawa seperlunya apa yang bisa dibawa," ceritanya.

Percikan api mulai melompati bangunan lainnya. Jago merah kian membara. Api yang semula hanya melahap beberapa ruko merambat ke ruko-ruko yang lainnya.

"Saya pun dengan keluarga hanya dapat menyelamatkan pakaian di badan ini," kata dia dengan raut muka sedih.

Ia mengaku, membangunkan warga lebih utama. Mereka tidak ingin ada korban jiwa.

Di balik duka ia turut bersyukur karena warga Kampung Cina semuanya selamat 

"Biarlah kita kehilangan harta, yang penting tidak dengan nyawa, kita bisa mencoba membangun lagi," ujar dia menyemangati korban lainnya.

Ia juga mengapresiasi Pemkab Lingga, Pemprov Kepri, Kepolisian serta masyarakat Daik Lingga yang telah peduli terhadap musibah yang melanda mereka.

Kebakaran dahsyat membuat sekitar 59 bangunan ruko hingga Pos Kamling ludes terbakar. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 53 miliar. Nilai ini persis dua kali Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lingga per tahunnya yang hanya Rp 22 miliar.

(Ruzi Wiranata)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews