BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Menyesal gabung ISIS, Dwi Djoko Wiwoho, mantan pejabat BP Batam jadi pergunjingan warganet.

Hal ini setelah penyesalan itu ia sampaikan dalam sebuah video. Banyak dari mereka yang berkomentar pedas atas apa yang telah dilakukan Djoko.

Bahkan ada juga yang mencurigainya. Ada pula yang menolak keberadaan Djoko di Batam.

Seperti akun Meston Tamba Lbn Uruk, mengatakan bahwa keluarga Djoko ini harus terus diawasi, karena Ia telah belajar tentang ISIS.

"Mohon pergerakan keluarga Djoko diawasi Densus, karena dia sudah belajar tentang ISIS," tulisnya di kolom komentar fan page batamnews.co.id, Rabu (13/9/2017).

Bahkan ada yang tidak menyangka kalau seorang seperti Djoko yang berpendidikan tinggi bisa terpengaruh oleh kelompok ISIS.

"Saya tidak menyangka juga kok bisa terpengaruh sama biadab ISIS, dia ini seorang berpendidikan dan duduk di BP Batam sebagai orang penting. Hati-hati sama yang eks dari sana, bisa-bisa ada rencana lain," ujar akun Fery Manurung.

Sama dengan Fery Manurung, akun Henry Wijaya pun mencurigai kalau Djoko hanya berpura-pura menyesal telah bergabung dengan ISIS.

"Ini bahaya, bisa jadi dia hanya berpura-pura tobat untuk menjalankan aksinya menyesatkan masyarakat Indonesia. Masa udah gabung ISIS bisa keluar dengan mudah, harusnya di dor kalau berkhianat. Paling disuruh bos besar ISIS tersebut untuk menjalankan misinya. Hati-hati," tulisnya.

Tidak hanya itu, akun Reginaldo Natalia Rico bahkan sampai men tag akun Divisi Humas Mabes Polri agar pergerakan keluarga Djoko diawasi.

"Divisi Humas Mabes Polri tolong keluarga ini diawasi pak Polisi. Mindset dan doktrin yang ada di kepalanya sewaktu-waktu bisa membahayakan anggota polisi di lapangan dengan teror dari ISIS," kata dia.

Masih banyak lagi hujatan-hujatan kepada beliau oleh warganet, ada yang curiga dan ada juga yang menyuruhnya kembali ke kelompok ISIS. Hanya beberapa saja warganet yang merasa simpatik dan kasihan kepada beliau.

"Alhamdulillah pak cepat sadar, kembalilah ke Islam Kaffah pak. ISIS bukan ajaran Islam yang menyekutukan Allah, tobat istigfar, Allah maha pengampun," tulis Marsita.

(Yud)