Mengintip Kesibukan Salon Muslimah di Amerika Menjelang Idul Fitri

Mengintip Kesibukan Salon Muslimah di Amerika Menjelang Idul Fitri

Farah Ibrahim (tengah) saat berada di salon khusus Muslimah, Le Jemalik Salon and Boutique di Brooklyn, New York, AS, 21 Juni 2017. (Foto: reuters)

MENYAMBUT Idul Fitri, para wanita ingin tampil cantik. Itu jamak terjadi di belahan dunia manapun musilm berada, termasuk di Amerika.

Sekitar 3,3 juta Muslim tinggal di Amerika Serikat, menurut data Pew Research Center. Mereka akan merayakan Idul Fitri.

Nevien Shehadeh, 19, adalah salah satunya. Ia mempersiapkan diri secantik mungkin untuk menyambut lebaran.

Seperti banyak wanita Muslim lainnya di Brooklyn, New York, Shehadeh memilih Le'Jemalik Salon, pada hari Jumat untuk mempersiapkan liburan Idul Fitri.

Salon kecantikan, yang dirancang oleh pemilik Huda Quhshi memang melayani sebagian besar wanita Muslim, dibuka pada bulan Januari di lingkungan Bay Ridge, Brooklyn.

"Sebenarnya saya baru mulai memakai jilbab satu tahun yang lalu," kata Shehadeh, seorang sarjana matematika dan ekonomi di Fordham University di New York.

"Saya selalu ingin berjilbab, tapi saya belum siap, sebenarnya saat Ramadhan tahun lalu, satu minggu sebelum Idul Fitri saya merasa memakai jilbab."

Shehadeh, seorang warga Palestina-Amerika, bersama dua saudaranya, Shireen, 26, dan Nisrien, 18, dan bibi, Najah, 37, merasa nyaman berada di salon ini.

"Kebanyakan salon tidak semua wanita," kata Shehadeh, yang berencana merayakan Idul Fitri di pantai Staten Island bersama keluarganya pada hari Minggu, menandai akhir bulan suci Ramadhan. "Di sini kita merasa nyaman, kita tidak paranoid seseorang yang masuk."

Mereka mengenang pertemuan Quhshi dua tahun lalu ketika pengusaha kecantikan ini melakukan make-up di sebuah pernikahan keluarga. Sejak itu, mereka menjadi langganan Qushi.

Quhshi, 37, mengatakan bahwa sebagai orang Yaman-Amerika yang norma budayanya melarang wanita di tempat kerja, kemudian merancang ruang bagi wanita Muslim konservatif dapat menerima layanan kecantikan dengan lingkungan yang nyaman.

Antara Rabu dan Jumat, Quhshi mengatakan menerima 48 pelanggan untuk layanan Idul Fitri.

"Awal Ramadan benar-benar sepi, sangat lambat,” kata Quhshi. Sampai-sampai ia hampir menutup salonnya menjelang akhir ramadhan.

"Lalu, tiba-tiba, kami mendapat banyak pemesanan sehingga kami tak mampu menampung pengunjung.”

Saat wanita tiba di salon, mereka diajak duduk di sofa berwarna melingkar yang dihiasi permata.

Pintu sedan mengarah ke ruang pribadi tempat pelanggan memanjakan diri dengan buah persik dan kursi putih.

Beberapa wanita memotong rambut dan mewarnainya. Yang lainnya minta rias wajah atau jilbab yang ditata oleh Quhshi dan enam stafnya. Ada juga yang memilih merias tangannya dengan henna.

Di depan cermin, Shehadeh mengagumi potongan rambutnya. "Kami di sini memanjakan diri untuk liburan," kata Shehadeh. "Meskipun kita tidak menunjukkan rambut kita, rasanya enak melakukannya untuk diri sendiri." ***

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews