Desah Cungkok di Batam: Perburuan ke Daratan Tiongkok (5)

 Desah Cungkok di Batam: Perburuan ke Daratan Tiongkok (5)

Ilustrasi cungkok. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Penampilan cungkok memang menarik perhatian. Kulitnya kuning langsat dan halus. Warna kulit dan kehalusan kulitnya, membuat wajah mereka nampak bersih dan cenderung cantik. Apalagi dihiasi rambut warna hitam dan panjang, yang umumnya lurus. Kehadiran para wanita impor di sebuah tempat hiburan di Kota Batam ikut menentukan ramainya pengunjung dan penggemar hiburan malam.

Dari sejumlah sumber, konon sebagian wanita-wanita ini merupakan korban penculikan yang diambil paksa dari wilayah minus, seperti dari Yunnan, Sichuan dan Guizhou.

Dari beberapa sumber yang dikutip, para wanita korban penculikan tersebut dibawa melalui Chiang Tung di Myanmar (Burma), lalu ke Mae Sai di Chiang Rai-Thailand. Dari negara "Gajah Putih", baru wanita-wanita ini kemudian didistribusikan ke negara-negara lain.

Di Thailand wanita-wanita China dibutuhkan untuk menutupi kekurangan wanita-wanita penghibur Thailand, di Bangkok khususnya, yang memang dikenal dengan industri wisata seks-nya.

Kesamaan fisik, seperti berkulit kuning, tubuh dan berambut panjang hitam, membuat pengusaha industri memilih mereka.

Sebenarnya kehadiran prostitusi wanita dari China tak melulu dari penculikan. Melainkan juga dari jalur imigrasi. Jumlah penduduk China yang meledak seperti tak terkendali, yang berdampak pada kondisi ekonomi dalam negeri China yang tak merata, membuat beberapa warga terpaksa mencari penghasilan di luar negeri.

Biasanya imigran China ini memasuki area pekerjaan yang bersifat pelayanan. Para imigran pria bisa langsung bekerja di restoran-restoran atau tempat-tempat yang sejenis itu. Namun para imigran wanita kemudian dipisahkan untuk kemudian dijual pada industri hiburan. Misalnya ke Malaysia, Singapura dan Indonesia.

Apalagi beberapa tahun terakhir tersiar kabar Pemerintah Tiongkok menutup semua hiburan malam di negara itu.

"Jangankan tempat karaoke yang ada ceweknya, tempat pijat saja sudah susah dicari. Pemerintahnya tegas, kalau disuruh tutup ya tutup. Kabarnya karena perekonomian di China sudah mulai bagus sehingga tidak perlu lagi sokongan dunia hiburan malam. Makanya, cewek-cewek dari Tiongkok mencari tempat merantau," kata seorang sumber.

Peredaran cungkok di tempat ini menurut sebuah sumber, juga tidak lepas dari pencarian langsung ke daerah asalnya di daratan China. Terkadang perburuan dilakukan sekali dalam tiga bulan, dan tentunya koneksi untuk itu sudah dipersiapkan secara matang. Ada juga yang tidak mau repot karena cukup melalui agen yang mendatangkan mereka ke Indonesia.

Kehadiran para cungkok tidak lepas dari para agen yang punya jaringan di sejumlah negara lain seperti Malaysia, RRC, Singapura, dan Eropa.

Sebelum bebas visa China dan Indonesia diterapkan, sindikat ini memanfaatkan celah, semua dokumen visa misalnya diatur menggunakan kode 451, sebagai penyanyi atau musisi untuk memudahkan lolos masuk ke Indonesia.

Setelah masuk, profesi dialihkan menjadi pelacur terselubung dengan menyamar sebagai karyawati panti pijat plus. Kini, setelah bebas visa mereka semakin mudah untuk masuk dengan modus wisatawan.  

(isk)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews