Luhut Perbolehkan Asing Beri Nama Pulau Tapi Ini Syarat Mendagri

Luhut Perbolehkan Asing Beri Nama Pulau Tapi Ini Syarat Mendagri

Mendagri Tjahjo Kumolo. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengaku tidak masalah dengan keinginan Menko bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, agar asing diberikan keistimewaan memberikan nama dan mengelola pulau-pulau yang ada di Indonesia. Hanya saja ada syarat. Yaitu nama yang diberikan berasal dari bahasa Indonesia dan bukan bahasa negara mereka.

Dia mengungkapkan, setahun lalu dirinya telah megirimkan surat kepada seluruh gubernur, bupati dan walikota di seluruh wilayah yang ada di Indonesia. Dalam suratnya, Tjahjo meminta agar para kepala daerah tersebut memberikan nama terhadap pulau, baik yang berpenghuni maupun yang belum berpenghuni.

"Khususnya pulau yang tidak ada namanya diberi nama. Mau nama a, b, c, d sampai z, segera. Tapi praktiknya sampai hari ini baru 40% yang sudah diberi nama," katanya di Kantor Kemenhan, Jakarta, Kamis (12/1/2017).

Oleh sebab itu, pemerintah lewat Kemenko bidang Kemaritiman dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempercepat penamaan pulau tersebut. Minimal, kata politikus PDI Perjuangan tersebut, ada mercusuar atau tonggak yang ditancapkan sehingga batas wilayah Indonesia pun menjadi jelas.

"Supaya semua pulau ada namanya, baik berpenghuni maupun yang tidak. Minimal ada mercusuar dipasang," imbuh dia.

Apalagi, saat ini banyak pulau-pulau tak berlabel di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan beberapa daerah wisata lainnya yang disewa asing. "Itu harus segara dicek lagi kontraknya berapa tahun. Ada nilai lebih enggak buat daerah," tutur dia.

Kendati demikian, Tjahjo sejatinya tidak masalah jika asing turut berkontribusi melabeli pulau-pulau tersebut. "Yang penting namanya jangan nama asing, namanya pakai bahasa Indonesia yang baik, nama daerah, nama tokoh daerah," tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan berencana mengizinkan asing melabeli pulau-pulau yang ada di Tanah Air.

Dia mengatakan, turis merupakan sektor yang paling mudah untuk menciptakan tenaga kerja dan mendatangkan pundi-pundi penerimaan untuk negara. Karena itu, apapun akan dilakukan agar turis tertarik untuk berlabuh ke Indonesia.

"Turis itu meng-create job opportunities, dapat pajak yang paling cepat. Nah kita ini terus ribut bilang 10 juta yang datang. Saya ini kadang bingung yang bodoh siapa. Sekarang kita jangan ribut-ribut. Mau ciptakan lapangan kerja paling besar ya turis," katanya di Kantor Kemenko bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (9/1/2017).

Menurutnya, wisatawan mancanegara kerap meminta agar mereka diizinkan untuk melabeli pulau yang mereka kunjungi. Bukan tanpa alasan, mereka ingin jika kembali ke Indonesia dapat dengan mudah mencari pulau yang mereka kunjungi tersebut sebelumya.

"Kita enggak jual pulau kok, tapi mereka boleh kasih nama. Nama kau Yokohama pun suka-suka kau. Tapi yang penting pulau itu pulau Indonesia. Bukan pulau Jepang," imbuh dia.

(ind/bbs)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews