Rektor UMRAH Blak-blakan soal Dugaan Korupsi, Pemerasan, dan LSM

Rektor UMRAH Blak-blakan soal Dugaan Korupsi, Pemerasan, dan LSM

Rektor UMRAH, Prof. Dr. Syafsir Akhlus, M.Sc (Foto: Aji Anugraha/Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Tanjungpinang - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kepri diminta puluhan mahasiswa untuk transparan dan cepat dalam menyelidiki kasus dugaan korupsi tiga paket pengadaan barang Tahun Anggaran 2015 di Kampus Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah).

Setelah LSM Getuk melaporkan kasus tersebut ke Polda Kepri soal dugaan Korupsi di Umrah tersebut, Rabu (16/11/2016), puluhan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa, di kantor Kejati Kepri.

Rektor UMRAH, Prof. Dr. Syafsir Akhlus, M.Sc pun buka-bukaan saat ditemui batamnews.co.id. 

Aklus mengatakan, ada pihak yang ingin memeras saat proyek itu dilaksanakan. Termasuk pihak yang melaporkannya.

"Kalau data yang saya peroleh, mereka sejak awal proyek sudah 'berusaha' menghubungi PPK sepertinya ingin minta uang (semacam mengancam lah)," ungkap dia.

Sayangnya, lagi Aklus menjelaskan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut tidak mau melayani, hingga pekerjaan selesai.

Barangkali karena tidak puas, pihak tersebut melaporkan tiga proyek di UMRAH bermasalah.

Aklus menuturkan, informasi dugaan korupsi dan data-data tersebut yang disampaikan pun salah.

"Tetapi kalau saya baca di media, sepertinya mereka dapat informasi dari orang didalam umrah, tetapi informasinya salah," ungkapnya

Aklus menjelaskan keterangan pengerjaan proyek yang dianggap LSM tersebut salah, katanya LSM tersebut mengatakan bahwa panel surya hanya dipakai untuk satu lantai, sementara Aklus menjelaskan kalau saja listrik panel surya tersebut langsung di masukkan ke dalam jaringan listrik UMRAH.

"Namanya sistem On Grid, sebahagian listrik yang diproduksi disimpan di batere untuk cadangan kalau listrik mati (namanya Off Grid). Nah untuk Of Grid (cadangan) ini memang khusus dialirkan ke lantai pimpinan supaya rapat-rapat utama tidak terganggu," terangnya.

Tidak hanya kesalahan dalam pelaporan mereka (LSM Getuk), ternyata masih ada dugaan lainnya yang salah. Namun Aklus tidak membukanya, hanya saja, dirinya tetap kooperatif dalam memenuhi panggilan Polda Kepri.

Polda Kepri pun saat ini memeriksa pihak UMRAH akibat laporan tersebut. "Lantaran LSM tersebut sudah memasukkan pengaduan ke Polda Kepri," ujar dia.

"Kami sudah berikan data yang diperlukan berikut seluruh keadaan peralatan untuk bahan penyelidikan. Intinya kami siap diperiksa karena apa yang kami lakukan sudah sesuai prosedur, dan semua barang yang diterima sudah sesuai spec," katanya.

Aklus menyatakan sempat heran melihat kelompok mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa UMRAH, namun katanya organisasi tersebut tidak terdaftar di Kampus UMRAH.

"Yang saya belum tahu, ada yang menamakan diri mereka aliansi mahasiswa UMRAH, karena organisasi ini tidak ada di UMRAH," heran Aklus.

Organisasi mengatasnamakan kampus dan masyarakat Kepri tersebut dikatakan Aklus tidak pernah bertanya mengenai permasalahan proyek tersebut, dan seketika menggelar unjuk rasa.

"Mereka juga tidak pernah bertanya kepada kami. Mungkin saja anak-anak ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu yang memang ingin merusak nama UMRAH," kata dia.

 

[aji]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews