Kenaikan Tarif PLN Batam Ditolak, Warga: Bayar Rp 1,5 Juta untuk Listrik Saja

Kenaikan Tarif PLN Batam Ditolak, Warga: Bayar Rp 1,5 Juta untuk Listrik Saja

Gedung PT Bright PLN Batam. (foto: ist/net)


BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Wakil Ketua Komisi II DPRD Kepri, Sirajuddin Nur memastikan pembahasan lanjutan untuk usulan kenaikan tarif listrik segmen rumah tangga yang diajukan oleh PT Bright PLN Batam ditangguhkan.

"Pembahasan dipending, belum dijadwalkan lagi," kata Sirajuddin Nur, Jumat (4/11/2016).

PT Bright PLN Batam berencana menaikkan tarif listrik pada segmen rumah tangga sebesar 47 persen. Rencana kenaikan tersebut sudah diajukan sejak lama, sejauh ini sudah terjadi empat kali pembahasan di DPRD Kepri.

"Ekonomi lagi lesu, janganlah ini naik itu naik. Masyarakat susah," ujar Rudi, seorang warga Batam menanggapi rencana kenaikkan tarif listrik rumah tangga ini, Jumat (4/11/2016).

Tapi, kata Rudi, warga Batam sangat berharap DPRD Kepri bisa mempertimbangkan hal ini. "Kalau udah naik kacau semua, mau usaha pun nanti jadi susah. Daya beli masyarakat jadi menurun, karena penghasilan mereka jadi terbatas, naik 47 persen itu besar," kata Rudi.

Rudi menjelaskan, ia saat ini dengan daya listrik 10 ampere harus merogoh kocek setiap untuk membayar tagihan listrik Rp 600 ribu hingga Rp 800 ribu. "Gimana nantinya kalau jadi naik, Rp 1,5 juta aja buat listrik," ujarnya.

Selain itu, saat ini masih sering terjadi pemadaman listrik di Batam yang tanpa pemberitahuan.

Sementara klaim Bright PLN Batam yang awalnya mengaku rugi terbukti hanya akal-akalan. Sebab, hingga saat ini data kerugian itu tidak pernah bisa diperlihatkan.

Belakangan, pihak PLN Batam mengubah pernyataannya.

"Soal merugi, Bright PLN Batam untung bukan dari penjualan listrik, justru kami melakukan subsidi silang. Kami untung di segmen lain, seperti penyewaan kabel optik. Jadi, secara overall PLN nggak rugi, hanya rugi di segmen rumah tangga," kata Humas Bright PLN Batam, Benny Eka Putra, beberapa hari lalu.

Harga jual listrik segmen rumah tangga di Batam, kata Benny, saat 6 ampere hingga 10 ampere di angka Rp 900 per kWh  "Jadi, kami meminta harga disamakan dengan harga jual nasional yakni Rp 1.300 per kWh," katanya.

[isk]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews