Pembunuh Imam Masjid di New York Belum Ditangkap

 Pembunuh Imam Masjid di New York Belum Ditangkap

Imam Maulama Akonjee (kiri) dan suasana saat penembakan. (foto: ist/sindo)

BATAMNEWS.CO.ID, New York - Pria bersenjata yang menembak mati imam masjid di Queens, New York, Amerika Serikat (AS), usai salat pada Sabtu, hingga kini belum ditangkap. Belum ditangkapnya pembunuh imam masjid itu memicu ketakutan dan kesedihan komunitas Muslim etnis Bangladesh di Queens.

Polisi New York City mengaku masih memburu pelaku dan belum menetapkan motif pembunuhan terhadap imam Masjid Jame Al-Furqan bernama Maulama Akonjee (55). Selain Akonjee, rekannya Thara Uddin yang sebelumnya dilaporkan kritis karena ikut ditembak juga dinyatakan meninggal.

Menurut polisi, belum ada ada bahwa kedua korban jadi target pembunuhan karena iman mereka. Meski demikian, polisi tidak mengabaikan semua kemungkinan yang bisa menjadi motif pembunuhan.

Polisi telah membuat sketsa wajah pelaku dan sudah menyebarkannya. Kini, Warga Muslim di Queens menuntut pemerintah menetapkan penembakan pada siang hari itu sebagai kejahatan kebencian.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang pria bersenjata mendekati Akonje dari belakang dan menembak di bagian kepala dari jarak dekat sekitar pukul 13.50 waktu setempat pada hari Sabtu. Akonje dan rekannya ditembak ketika meninggalkan masjid usai menjalankan ibadah salat.

Kedua korban sempat dibawa ke rumah sakit. Akonjee dinyatakan meninggal. Menyusul kemudian rekannya, Thara Uddin.

”Sementara kita belum tahu motivasi untuk pembunuhan (terhadap) Maulama Akonjee dan Thara Uddin, kita tahu bahwa komunitas Muslim kami di garis bidik kefanatikan,” kata Walikota New York Bill de Blasio dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Senin (15/8/2016).

”Yakinlah bahwa NYPD (Departemen Polisi New Yok) kami akan membawa pembunuh ini ke pengadilan,” katanya lagi.

Kawasan Ozone Park, Queens, lokasi berdirinya Masjid Jame Al-Furqan, didominasi kaum Muslim etnis Bangladesh. Millat Uddin, 57, seorang warga Ozone Park, yang tidak terkait dengan asosiasi imam, mengatakan bahwa kedua korban pembunuhan itu lahir di Bangladesh.

Dia mengaku dekat dengan Akonjee. Menurutnya, Akonjee sosok ayah tujuh anak yang tenang. ”Yang paling penting adalah orang tidak berbahaya telah ditembak mati, terlepas dari apakah ini adalah kejahatan kebencian,” katanya. ”Hati masyarakat kami telah hancur,” ujarnya.

Menurut New York Times, Akonjee membawa uang USD1.000 saat penembakan terjadi. Namun, pembunuhnya tidak mengambil uang tersebut.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews