Gawat, Fenomena Bunuh Diri di Natuna Meningkat, Kapolres Bakal Buat Tim Khusus

Gawat, Fenomena Bunuh Diri di Natuna Meningkat, Kapolres Bakal Buat Tim Khusus

Keluarga menangisi meninggalnya Kasim, siswa SMA 1 Bunguran Timur. (foto: fox/batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Maraknya insiden bunuh diri di Ranai oleh remaja membuat Kapolres Natuna, AKBP Charles Panuju Sinaga miris. Menurutnya, sejak bertugas di Natuna belum lama ini, dirinya sudah dihadapkan dengan beberapa kasus gantung diri.

"Fenomena bunuh diri ini akan kami respon. Kebanyakan dilakukan remaja dan orang muda. Saya berencana membuat tim khusus untuk melakukan tindakan persuasif dan preventif agar kejadian serupa tidak terjadi ke depan," tegas AKBP Charles, kepada Batamnews.co.id, saat dijumpai di TKP, Ranai Darat, Minggu (7/8/2016) pagi.

Ia tengah merancang program bagaiamana pihak kepolisian bisa lebih proaktif memberikan pemahaman terkait kehidupan remaja. "Saya heran kok sering gantung diri sekarang ini di Ranai. Kemaren baru beberapa minggu lalu, kalau nggak salah hari minggu juga ada kejadian sama. Tunggu saja, saya pasti bikin tim khusus," ujarnya lagi.

Kejadian bunuh diri ini seakan mulai menjadi fenomena di Ranai. Sekitar dua pekan lalu 20 Juli 2016 kasus serupa juga terjadi di Jalan DKWM Benteng, Ranai. Ari (22), Seorang pegawai kurir ekspedisi barang (JNE) juga mengakhiri hidup dengan gantung diri menggunakan tali nilon milik ayunan anaknya. Belum diketahui motif gantung dirinya. Namun diduga karena ada keretakan rumah tangga.

Dua bulan sebelumnya, 19 Mei 2016, seorang gadis remaja siswi Kelas 1 SMA 2 Bunguran Timur, Sasilawati, atlet tenis meja junior Natuna yang tinggal di Puak, Ranai mengakhiri hidup dengan gantung diri di kamarnya. Hingga kini belum diketahui pasti motifnya. Diduga juga ada tekanan batin yang membuatnya nekad mengakhiri hidup.

Jenazah Kasim, pelajar SMA 1 Bunguran Timur, Ranai yang bunuh diri akhirnya dibawa keluarga ke rumah mereka di Desa Ceruk, Kecamatan Bunguran Timur Laut untuk dimakamkan, Minggu (7/8/2016) siang.

Saat dievakuasi, jasad Kasim nampak sudah tegang. Ia masih mengenakan seragam olahraga sekolahnya. Diperkirakan aksi gantung diri ini dilakukannya pada Sabtu (6/8/2016) sore sebelumnya. "Itu pakaian kemaren, Sabtu, kami nggak ada kegiatan minggu," kata rekan satu sekolah.

Beberapa barang bukti diamankan polisi seperti tas dan barang-barang milik Kasim, berikut juga dengan tali nilon yang dipakainya untuk gantung diri.

Tali itu biasa digunakan untuk ayunan keponakannya yang masih bayi, ketika abang dan kakak iparnya masih tinggal serumah sebelum mereka pindah. Kasim pun kini tinggal sendirian hingga akhir hayatnya yang tragis.

(fox)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews