Tragedi Pembunuhan Mahasiswi UGM Feby "Einsten" Kurnia (1)

Kisah Perjuangan Tak Kenal Lelah Nurcahaya Mencari Anaknya Feby Kurnia

Kisah Perjuangan Tak Kenal Lelah Nurcahaya Mencari Anaknya Feby Kurnia

Feby Kurnia (Foto: Ist/Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Upaya orangtua Feby Kurnia mahasiswi UGM asal Batam, Nurcahaya Ningsih, melacak keberadaan anaknya setelah dinyatakan hilang pada Kamis 28 April 2016 lalu, benar-benar penuh perjuangan.

Pada Kamis malam, Nurcahaya mendapat informasi anaknya tidak pulang ke rumah kosnya di Yogyakarta. Nurcahaya mulai menyimpan rasa tidak enak.

Tidak seperti biasa Feby tak ada kabar bahkan tidak pulang ke rumah. Ia terus berupaya menghubungi Feby namun gagal. 

Justru sebuah SMS yang ia kirim ke ponsel Feby diduga dijawab orang lain.

 

Ibu feby, Nurcahaya (berjilbab motif bunga), tampak berusaha tegas saat Feby dimakamkan di TPU Sei Panas Batam (Foto: Batamnews)

 

"Saya dapat kabar dari kakak sepupunya Feby (Dianti Siregar), kalau Feby belum pulang dari kampus,” ujar Nurcahaya kepada batamnews.co.id, baru-baru ini di kediamannya di Perumahan Nusa Jaya Sei Panas Batam.

Nurcahaya sebelumnya tak menyangka sama sekali peristiwa tragis menimpa anak kesayangannya itu. 

“Tidak pernah sebelumnya Feby begitu, kakak sepupunya beranggapan mungkin sedang di tempat teman, atau sedang sibuk," ujar wanita berusia 48 tahun itu.

Feby memang dikenal sebagai sosok yang aktif. Ia dikenal pintar cenderung genius. Berbagai prestasi ia sabet di kala masih duduk di SMKN 1 Batam. Ia pernah menjadi wakil Olimpiade Fisika mewakili Indonesia di luar negeri.

Nurcahaya tak berhenti berusaha mencari informasi keberadaan Feby. Pada hari Sabtu, 30 April 2016, karena Feby tak kunjung ada kabar, Nurcahaya memutuskan terbang ke Yogyakarta dari Batam dengan menggunakan pesawat.

Nurcahaya menuturkan, Feby sudah dua semester menjadi mahasiswi UGM. Ia mengambil program studi Geofisika Fakultas MIPA UGM.

Menurut dia, selama ini tidak satu pun hal yang mencurigakan dari Feby. Ia terkenal rajin dan kerap memberi kabar.

“Setiap minggu kami saling telepon memberi kabar. Itu sudah menjadi jadwal khusus menelepon atau berkirim pesan,” ujar Nurcahaya.

Pada Jumat 29 April 2016 Feby tak kunjung jua pulang. Nurcahaya panik. Ia memutuskan terbang ke Jogja.

 

EDO ALBA

 

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews