Lembah Terindah di Indonesia, Lembah Harau Jadi Andalan Wisata Tanah Air

Lembah Terindah di Indonesia, Lembah Harau Jadi Andalan Wisata Tanah Air

Lembau Harau dan air terjun Sarasah Bunta. (foto: istimewa)


BATAMNEWS.CO.ID, Padang - Lembah Harau merupakan salah satu tempat wisata andalan di Sumatera Barat sejak tahun 1926. Bahkan, lembah ini disebut-sebut sebagai salah satu pemandangan terindah di Indonesia.

Dengan kekayaan alam berupa tebing-tebing tinggi dan beragam ekosistem, lembah ini bisa menjadi tujuan wisata yang memanjakan mata sekaligus memacu adrenalin.

Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Sumatera Barat, M. Yunus mengatakan, tebing setinggi 300 meter di bawah permukaan laut (mdpl) ini sering digunakan untuk festival panjat tebing. Selain itu, Lembah Harau juga memiliki gua bercabang banyak yang harus dimasuki bersama dengan juru kunci agar tidak tersesat.


"Di Harau ada goa 1.000. Uniknya kalau tidak bawa juru kunci bisa hilang, karena banyak cabang yang terbentuk alami. Di situ juga ada jenis kupu-kupu yang tidak ditemukan di tempat lain. Bisa dikembangkan untuk butterfly park, seperti di Singapura. Untuk investor berinvestasi," kata Yunus di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (7/5/2016).
 
Dia meyakini masih banyak potensi alam di Lembah Harau yang bisa dikembangkan untuk menjadi destinasi wisata andalan Tanah Air. Untuk itu, pemerintah daerah Sumatera Barat membutuhkan suntikan dana sebesar Rp 363 miliar dari para investor.

"Dari hasil kajian, Kita butuh invetor yang minat investasi sebesar Rp 363 miliar. Karena di situ luar biasa. Kita bisa membuat wahana permainan air anak-anak, olah raga bangkitkan adrenalin, cukup banyak supaya orang bisa stay lebih lama lagi," imbuhnya.

Lembah Harau merupakan lembah yang subur terletak di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Berada sekitar 138 km dari Padang dan sekitar 47 km dari Bukittinggi atau sekitar 18 km dari Kota Payakumbuh dan 2 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota. Tempat ini dikelilingi batu granit terjal berwarna-warni dengan ketinggian 100 sampai 500 meter.
 
Harau diyakini berasal dari kata "parau", istilah lokal yang artinya suara serak. Dulu, penduduk yang tinggal di atas Bukit Jambu sering menghadapi banjir dan longsor sehingga menimbulkan kegaduhan dan kepanikan. Penduduknya sering berteriak histeris dan akhirnya menimbulkan suara parau. Dengan ciri suara penduduknya banyak yang parau didengar maka daerah tersebut dinamakan "orau" dan kemudian berubah nama menjadi "Arau" hingga akhirnya penyebutan lebih sering menjadi ‘harau’.

Lembah Harau dijuluki Lembah Yosemite di Indonesia karena memiliki keindahan seperti Taman Nasional Yosemite yang terletak di Sierra Nevada California dan telah terkenal ke seluruh dunia.

Di Lembah Harau ini terdapat air terjun bernama Bunta Waterfall atau secara lokal disebut Sarasah Bunta. Air terjun ini mengalirkan air tawar segar dari dataran tinggi dengan tiga air terjun lainnya di lembah ini. Sarasah Bunta ini mempunyai air terjun yang berunta-unta indah apabila terpancar sinar matahari seperti bidadari yang sedang mandi sehingga dinamakan Sarasah Bunta.

Air terjun Sarasah Bunta pertama kali dibuka tanggal 14 Agustus 1926 oleh Asisten Residen Lima Puluh Kota, F. Rinner bersama Tuanku Laras Datuk Kuning Nan Hitam dan Asisten Demang Datuk Kodoh Nan Hitam. Prasasti penanda ini mengisyaratkan keindahan air terjun Sarasah Bunta.

Di Sarasah Murai, sering pada siangnya burung murai mandi sambil memadu kasih sehingga masyarakat menamakan Sarasah Murai.

Lembah Harau sebenarnya merupakan cagar alam seluas 669 hektar. Hasil survei tim geologi asal Jerman tahun 1980 menemukan jenis batuan yang ditemukan di daerah ini identik dengan yang ditemukan di dasar laut berupa batuan breksi dan konglomerat. Legenda masyarakat Sarasah Aka Barayun juga menceritakan bahwa di sekitar Cagar Alam Lembah Harau dulunya adalah laut.

Lembah Harau ini terdiri dari tiga kawasan yaitu Resort Aka Barayu, Resort Sarasah Bunta, dan Resort Rimbo Piobang. Resort Aka Barayun memiliki keindahan air terjun dan kolam renang ditambah nuansa alam yang asri. Selain itu juga berpotensi untuk pengembangan olah raga panjat tebing karena memiliki bukit batu yang terjal dan mampu memantulkan suara (echo). Di sini juga terdapat fasiltas penginapan berupa homestay lengkap dengan fasilitasnya. Di sinilah penggemar olah raga panjat tebing seperti menemukan surganya.
 
(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews