Ekspedisi Kelarik Natuna (3)

Misteri Ukiran Arsitektur Rumah Berusia Ratusan Tahun

Misteri Ukiran Arsitektur Rumah Berusia Ratusan Tahun

Rumah yang berusia ratusan tahun di Kelarik. (Foto: Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Banyak bukti yang bisa ditemukan jika Kelarik, termasuk salah satu perkampungan tua di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Boleh jadi, denyut nadi awal  kehidupan masyarakat di Pulau Bunguran salah satunya dari sini.

Bangunan lama ruma besu (besar) Haji Mansyur merupakan saksi bisu perkembangan masyarakat di Kelarik. Rumah yang berada di Kelarik Tengah disebutkan sudah ada sejak 1800, pemiliknya seorang pedagang dari Tarempa.

Di bangunan tua, juga terdapat rata-rata ukiran tradisional bermotif tumbuhan. Rumah panggung yang sudah dihuni turun temurun ini terlihat seperti memiliki tangga teras di bagian depan. Namun pintu masuknya di bagian belakang.

 

Ukiran yang terdapat di rumah panggung di Kelarik. (Foto: Batamnews)

 

Tim pelaksana Studi Teknis dari Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Wilayah Sumbar, Riau dan Kepri, Yusfa Hendra Bahar mengatakan pihaknya sudah melakukan survei terkait arsitekur dan keunikan bangunan tua kayu tersebut.

"Bangunan itu menjadi rujukan kami untuk mengambil sampel. Karena keunikannya masih ada di ukiran asli yang ada di dalamnya. Rumah ini terakhir dihuni sekitar 1990-an oleh pewaris H. Mansyur namun setelah itu ditinggalkan," ujar Hendra kepada batamnews.co.id.

Detak perkembangan perkampungan tua ini memang termasuk lambat dengan segala keterbatasan pembangunan. Namun setidaknya, Pemkab Natuna juga sudah mulai membangun di lokasi tersebut, salah satunya adalah akses jalan darat menuju ibukota.

Haji Said, warga setempat berharap jika pemda dan PLN bisa mengupayakan pelayanan listrik di Desa Kelarik yang saat ini hanya hidup 12 jam dengan daya yang rendah.

"Masyarakat butuh listrik dan jaringan telpon kalau untuk berkembang. Tapi memang selama ini kita tidak pernah mengeluh, karena kami sudah biasa dengan kehidupan desa seperti ini," ujarnya.

Selain listrik, sumber air di Kelarik termasuk minim, apalagi saat musim kemarau. Warga di sekitar muara juga terbiasa mandi dengan sumber air tanah yang berupa air payau. Jangan heran kalau suatu saat menumpang mandi di tempat ini sabun dan shampo yang kita gunakan tidak berbusa karena reaksi kimia dari air payau.

Dipandang dari sisi tradisionalitas dan sejarah yang ada di Kelarik, tempat ini patut disebut sebagai salah satu lokasi tua di Natuna yang penuh misteri dan sejarah yang membuat penasaran.

 

[fox]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews