Gubernur Kepri HM Sani Meninggal Dunia

Nyaris Putus Sekolah, Sudah Takdir Jadi Gubernur

Nyaris Putus Sekolah, Sudah Takdir Jadi Gubernur

Gubernur Kepri HM Sani. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID - Jika Yang Maha Berkehendak sudah memihak, maka tak satu aralpun dapat melintang. Bila Yang Satu sudah restu, maka segala ikhtiarpun membujur lalu. Maka seorang anak petani miskin yang nyaris putus sekolah itupun menjadi gubernur, orang nomor satu di ranah Kepulauan Riau. Untung sabut timbul, untung batu tenggelam.

Begitu yang tertulis di website pribadi hmsani.com. Drs H Muhammad Sani adalah potret anak petani papa yang hidup dalam kesempitan, lalu kemudian menemui jalan benderang dalam hidupnya. Dia menyadari hanya dengan banyak bekerja, belajar dan membangun hubungan baik dengan sesama, hidupnya akan terangkat dari kubangan kemiskinan.

Sejak kecil Sani sudah sudah terbiasa menghadapi kerasnya kehidupan. Saat anak-anak seusianya lebih banyak bermain, Sani malah menghabiskan waktunya di kebun karet dan kelapa sawit. Bekerja menyadap karet, mengumpulkan daun pinang kering, menjadi pemungut bola tenis dan mendorong gerobak menjual air keliling kampung dilakoninya demi membantu ekonomi keluarga dan menutupi biaya sekolahnya.

Hingga suatu ketika dia nyaris tidak bisa melanjutkan sekolahnya. Beruntung, seorang kepala penjara dari Pekan Baru datang berkunjung ke Tanjung Balai Karimun dan bertemu dengan orang tuanya. Kepala penjara ini menaruh simpati setelah melihat keadaan keluarganya. Sani kemudian dibawa ke Pekan Baru lalu disekolahkan. Di kota ini, Sani pernah bekerja sebagai penghitung tamu di kantor kecamatan dan membuat amplop dari kertas bekas.

Bagi Sani, kesulitan dan kesusahan yang dialami adalah golden moment yang bisa dimanfaatkan dengan ikhlas menerimanya, sabar menjalaninya sambil terus berusaha dan berbaik sangka , maka buah-buah manis bakal dinikmati di kemudian hari.

Hidup yang lebih baik mulai menghampirinya setelah dia berhasil menamatkan sekolahnya dari APDN Pekanbaru pada tahun 1972. Setelah tamat APDN, Sani ditunjuk sebagai Camat Mandau (1973-1976). Kemudian pada tahun 1976-1978 dia memegang jabatan sebagai Kabag Personalia sebelum melanjutkan pendidikan di Institut Ilmu Pemerintahan (IIP). Setelah menyelesaikan pendidikan strata-1 di IIP, Muhammad Sani kemudian ditunjuk sebagai Camat Bintan Timur (1980-1982) lalu ditunjuk sebagai Kabag Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Riau (1982-1985).

Selama delapan tahun (1985-1993), Sani kemudian dipercaya untuk memimpin Kota Administratif Tanjungpinang. Saat dia memimpin di sana, Kota Tanjungpinang tumbuh menjadi kota perdagangan dan jasa serta tujuan wisata yang banyak diminati.

Selanjutnya dari tahun 1993-1995, dia ditarik oleh Gubernur Riau sebagai Kepala Biro Binsos Setwilda Tk.I Riau. Kemudian Muhammad Sani ditugaskan sebagai Sekretaris Wilayah Kodya Batam yang dijabatnya selama lebih kurang empat tahun yaitu dari tahun 1995-1999. Dua tahun berikutnya (1999-2001), dia ditunjuk sebagai Inspektur Wilayah Provinsi Riau yang sekaligus menjabat sebagai Pjs. Bupati Karimun (1999-2000).

Pada tahun 2001, dia mengundurkan diri sebagai Inspektur Wilayah Provinsi Riau karena akan bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati Karimun. Berkat pengalamannya yang luas di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, Muhammad Sani mendapat kepercayaan dari masyarakat Karimun sebagai Bupati Karimun defintif yang pertama.

Tokoh yang terkenal dengan gerakan Empat Azam-nya dalam membangun Karimun ini telah membawa daerah yang dulunya terbatas dari segi infrastruktur menjadi daerah yang maju. Sektor infrastruktur, pertanian, perikanan, perdagangan dan jasa, serta pariwisata terus mengalami pertumbuhan. Sehingga tidak heran dalam dua tahun kepemimpinannya secara berturut-turut pada tahun 2003 dan 2004, dia dianugerahi Satya Lencana Bintang Melati dan Satya Lencana Pembangunan dari Presiden Republik Indonesia.

Pelan tapi pasti, berkat kepiawaiannya mengelola kekayaan Karimun, tangga menuju orang nomor satu di Kepulauan Riau semakin terbuka lebar. Walikota Tanjungpinang (1985-1993) ini berhasil memikat perhatian Ismeth Abdullah dan meminangnya sebagai Wakil Gubernur guna bertarung di dalam Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Kepulauan Riau pada Juni 2005.

Setelah melalui serangkaian proses pilkada yang berlangsung aman, mayoritas masyarakat Kepulauan Riau memilih pasangan Ismeth Abdullah dan Muhammad Sani sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau yang pertama dan dilantik Menteri Dalam Negeri pada 18 Agustus 2005. Karir lulusan Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta ini kemudian makin menjulang setelah duduk menjadi orang nomor satu sebagai Gubernur Provinsi Riau periode 2010-2015, berpasangan dengan Soerya Respationo sebagai wakilnya.

Berkat pengabdiannya yang tak kenal lelah bagi negara, ia telah mendapat berbagai penghargaan dari Pemerintah Pusat Republik Indonesia, yaitu Satya Lencana Karya Satya 30 tahun (1995), Satya Lencana Bintang Melati (2003), Pin Emas dari Menteri Agama RI (2003), Penghargaan Lencana Melati (2003), Satya Lencana Pembangunan (2004), Manggala Karya Kencana (2009), Bintang Tanda Jasa Pratama (2009).

Selain penghargaan dari dalam negeri, ia juga memperoleh Anugerah Sri Gemilang Presiden Pengakap (Pramuka) Melaka–Malaysia pada tahun 2007 dan Penganugerahan Gelar Tun Perak oleh DMDI Melaka–Malaysia tahun 2008.

Sumber: hmsani.com

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews