Kasus Dugaan Penganiayaan, KPPAD Turun ke Tempat Penitipan Anak di Kintamani

Kasus Dugaan Penganiayaan, KPPAD Turun ke Tempat Penitipan Anak di Kintamani

Ketua KPPAD Kepri Erry Syahrial. (foto: batamnews)


BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Pihak Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri bersama pengawas Disdik Batam, turun ke Tempat Penitipan Anak (TPA) di Komplek Perumahan Kintamani, Sei Panas, Selasa (1/3/2016).

Pihak KPPAD Kepri meninjau kasus dugaan penganiayaan yang terjadi pada anak dari Nancy Xu. Sebelumnya, anaknya yang berusia 2,5 tahun babak belur dengan memar di dahi, benjol di pelipis, saat dijemput dari penitipan.

Ketua KPPAD Kepri Erry Syahrial mengatakan, saat pertemuan, kedua belah pihak sepakat untuk berdamai dan menyelesaikan permasalahan itu secara kekeluargaan.

"Soal dipukul atau kejedut ke dinding belum bisa dipastikan akibat luka apa. Kondisi anak itu sudah membaik dan sudah berobat. Kejadiannya tanggal 20 Februari lalu," kata Erry Syahrial.

Erry melanjutkan, pihak sekolah atau TPA itu membantah telah melakukan penganiayaan terhadap anak Nancy.  "KPPAD mendukung upaya mediasi atas keinginan kedua belah pihak. Dan berharap masing-masing pihak ke depan bisa mengasuh lebih baik lagi," ujarnya.

Sebelumnya, seorang ibu bernama Nancy Xu menceritakan kejadian yang dialami anaknya di sebuah penitipan anak di Komplek Kintamani. “Kejadian terakhir ini yang membuat saya putus asa, dan tidak tahan lagi atas perlakuan mereka terhadap anak saya, tepatnya 4 hari yang lalu,” ujar Nancy di sebuah grup Facebook seperti dikutip batamnews.co.id, Sabtu (26/2/2016).

Nancy mengatakan, anaknya tersebut dititipkan ke sebuah tempat penitipan anak di Komplek Perumahan Kintamani Sei Panas, Batam. Nancy menitipkan anaknya karena selama ini ia harus bekerja dari Senin hingga Sabtu setiap harinya. “Alasannya anak saya jatuh di toilet, dan CCTV sedang rusak, jadi saya tidak bisa melihatnya,” ujar Nancy.

Menurut Nancy ia sudah 7 bulan menitipkan anak balitanya itu. Memang selama 7 bulan tersebut, ada beberapa kejadian yang pernah dialami anaknya yang membuatnya kesal.

“Awal dititip terlihat baik baik saja, dan Pengurus Penitipan tersebut terlihat sangat perhatian. Tapi 2 bulan setelah dititip muncul hal-hal yang tidak baik,” ujar dia.

Nancy menceritakan, suatu hari saat menjemput anaknya, ia melihat ada memar di tangan. "Ketika esoknya saya bertanya pada penjaga di sana, katanya, anak tersebut jatuh sendiri," ujar dia.

“Dikarenakan memar tidak terlalu besar, maka sayapun diam saja. Tidak lama setelah itu sering bermunculan memar-memar yang serupa,” ujar Nancy.

“Dua bulan lalu, anak saya kembali pulang dengan memar di muka yang sangat membuat saya miris, bagian mata, alis dan pipinya ada luka memar hingga bengkak, saya sangat marah, dan meminta penjelasan dari mereka, kembali mereka minta maaf atas kelalaiannya dan berjanji akan lebih berhati-hati dalam menjaga anak saya,” ujar Nancy.

“Hati bunda mana yang tidak sakit melihat anaknya sendiri diperlakukan seperti itu, saya membayar mahal agar mereka dapat menjaga anak saya dengan baik saat saya bekerja,” ujar Nancy.

Menurut Nancy, anaknya memang belum bisa berbahasa dengan lancar dan menjelaskan apa yang telah terjadi.
 
Nancy mengaku sangat geram. Apalagi saat ini kondisi anaknya cukup menyedihkan hatinya, ada bekas luka memar di pelipis yang meninggalkan tanda.
 
(tim)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews