Fakta-fakta Mengerikan Brigadir Petrus Mutilasi Dua Anak Balitanya

Fakta-fakta Mengerikan Brigadir Petrus Mutilasi Dua Anak Balitanya

Brigadir Petrus Bakus. (foto: istimewa)


BATAMNEWS.CO.ID, Pontianak - Anggota Sat Intelkam Polres Melawi, Kalimantan Barat (Kalbar) Brigadir Petrus Bakus membunuh dan memutilasi dua anak kandungnya, Jumat (26/2/2016) dinihari. Perbuatannya sontak membuat gempar dan membuat merinding.

Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti pun mengatakan, berdasarkan laporan yang dia terima, Brigadir Petrus mengalami gangguan kejiwaan sejak kecil.

Berikut 15 fakta mengerikan Brigadir Petrus terkait peristiwa pembunuhan sadis itu:

1. Mutilasi 2 anak kandung di dalam kamar

Brigadir Petrus membunuh dan memutilasi dua anak kandungnya di dalam kamar di rumah dinasnya di Aspol Polres Melawi Gang Darul Falah, Desa Paal, Kecamatan Nanga Pinoh. Dua anak Brigadir Petrus yakni Fabian (4) dan Amora (3).

2. Sering kesurupan sejak berumur 4 tahun

Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengakui bahwa Brigadir Petrus sering kesurupan sejak usia empat tahun.

3. Sering marah-marah selama seminggu terakhir

Kapolda Kalbar Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto mengatakan, berdasarkan keterangan istri, Brigadir Petrus pelaku dalam seminggu terakhir ini kerap marah-marah sendiri di dalam rumah.
Di rumah seperti ada makhluk halus yang mendatangi dan bercerita dengan Petrus.

4. Dapat bisikan pada malam Jumat

Kapolda Kalbar, Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto mengatakan, kondisi Petrus saat ini sehat. Hanya saja selama pemeriksaan, dia selalu bicara ngawur. Polisi juga mendapat pengakuan soal alasan dia membunuh. Pelaku mendapat bisikan membunuh anaknya pada malam Jumat, seminggu sebelumnya.

5. Diduga sakit sejak kecil, tapi lolos jadi polisi

Berdasarkan informasi yang diterimanya, Kapolri Badrodin Haiti mengatakan bahwa Brigadir Petrus Bakus telah mengalami gangguan kejiwaan sejak kecil. Tapi anehnya, tak terdeteksi saat ia masuk sebagai anggota kepolisian.

6. Diduga mengidap schizophrenia

Kapolda Kalbar, Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto menduga brigadir Petrus mengidap schizophrenia, yaitu gangguan mental dengan gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah. Keadaan ini pada umumnya dimanifestasikan dalam bentuk halusinasi, paranoid, keyakinan atau pikiran yang salah dan tidak sesuai dengan dunia nyata.

7. Bersikap aneh sebelum mutilasi dua anaknya

Istri Petrus, Windri mengatakan, beberapa hari sebelum peristiwa mutilasi dua anaknya, suaminya bertingkah aneh. Dia juga sering mengigau dan bersikap seolah sedang dikejar.

8. Brigadir Petrus sempat bawa anaknya ke rumah komandan

Sebelum memutilasi dua anak kandungnya Fab dan Amo, Brigadir Petrus mengajak kedua anaknya itu ke rumah komandannya, Kasat Intelkam Polres Melawi AKP Amad Amad Kamiludin yang sama-sama berada di kompel rumah dinas aspol Polres Melawi.

Tapi di sana, Petrus dan dua anaknya hanya bertemu  Kapolsek Menukung AKP Sofyan yang saat itu menginap di rumah dinas Amad.  “Ada apa malam-malam bawa anak ke sini?” tanya Sofyan. Dia pun menjawab. “Mau bertemu kasat Pak.”

9. Brigadir Petrus bertengkar dengan istrinya

Brigadir Petrus cekcok dengan istrinya, Windri tiga hari sebelum memutilasi dua anak kandungnya. “Diketahui ada permasalahan rumah tangga antara pelaku dan istrinya. Terakhir kali terdengar pelaku dan istrinya sedang bertengkar 3 hari yang lalu,” ujar Kabid Humas Polda Kalbar AKBP Arianto.

10. Brigadir Petrus dan istri pisah kamar

Pada malam kejadian, Brigadir Petrus dan istrinya, Windri tidak tidur sekamar alias pisah kamar. Brigadir Petrus tidur bersama kedua anak kandungnya, sedangkan sang istri tidur di kamar berbeda.

Diduga, Brigadir Petrus dan istri pisah kamar karena masih terbawa emosi pasca cekcok soal rumah tangganya, 3 hari sebelumnya.

11. Petrus bilang anaknya mengerti dan pasrah saat dimutilasi

Orang kali pertama tahu atas kejadian mutilasi itu adalah sang istri, Windri. Saat terbangun dari tidurnya, dia melihat sang suami berdiri dengan membawa parang di depan anaknya. Kedua anaknya sudah tergeletak tak bernyawa.

“Mereka baik, mereka mengerti, mereka pasrah. Maafkan papa dik,” ujar Petrus kepada sang istri.

12. Menyerahkan diri usai memandikan mayat kedua anak kandungnya

Setelah memutilasi anak kandungnya, Brigadir Petrus mengaku membersihkan potongan tubuh anaknya. Selanjutnya, Petrus menemui istrinya dan menyerahkan diri ke Brigadir Sukadi. “Sudah saya bersihkan, Bang. Saya menyerahkan diri,” ujar Petrus kepada Brigadir Sukadi.

13. Istri Petrus nyaris menyusul kedua anak kandungnya

Setelah membunuh dan memutilasi kedua anak kandungnya, Brigadir Petrus menemui istrinya dalam kondisi berlumuran darah. Golok yang digunakan Brigadir Petrus membunuh dua anak kandungnya masih dia tenteng.

Melihat itu, sang istri, Windri berusaha menenangkannya. Windri meminta tolong untuk diambilkan air minum. Beruntung, Petrus menuruti permintaan istrinya. Saat itulah, sang istri langsung keluar dari rumah dan melaporkan kejadian itu ke Brigadir Sukadi.

14. Potong kaki dan tangan kedua anaknya

Kondisi dua anaknya, Fabian dan Amora sangat mengenaskan. Fabian yang berjenis kelamin laki-laki mengalami luka pada bagian leher. Sedangan tangan kiri dan tangan kanan terpotong di atas siku. Tak hanya itu, kedua kakinya juga terpotong di atas lutut.

Begitu juga Amora, dia juga ditemukan dengan luka mengenaskan. Anak perempuannya yang masih berusia 3 tahun itu mengalami luka di bagian leher. Kedua tangan dan kakinya juga terpotong.

15. Mutilasi anak untuk persembahan

Menurut Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti berdasarkan laporan dari Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto, tujuan Brigadir Petrus tega membantai dan memutilasi kedua anaknya adalah untuk persembahan. “Tadi malam anaknya dimutilasi untuk persembahan,” kata Badrodin.

(ind/bbs/pojok)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews