Batam, Batamnews - Muhammad Sapri, seorang pemuda berusia 25 tahun, telah menjalani perjalanan panjang merantau dari Pulau Jawa menuju Kepulauan Riau demi mengais rezeki. Setelah berpindah dari Jakarta ke Bandung, akhirnya ia menetap di Batam dan memilih untuk berjualan gorengan di salah satu bazar makanan dekat Batam Center.

Dalam perjalanan tiga bulan merintis usahanya, Sapri telah merasakan pahit manisnya berjualan gorengan. 

"Ya kalau manisnya dengan modal Rp600.000, sekarang saya dapat omset 1 juta per hari. Nah dari satu juta itu saya dapat penghasilan bersih sekitar 300 sampai 400.000, tergantung dengan cara pengelolaan bahan," ungkap Sapri pada Selasa, 26 Maret 2023 lalu.

Namun, Sapri juga menghadapi tantangan dalam berjualan. 

Baca juga: Cinta Pramata, Tukang Jahit Inspiratif di Batam yang Merajut Impian Menjadi Kenyataan

"Kalau pahitnya, kadang kalau malam minggu kurang pembeli, sempat kemarin sisa 400 gorengan dan itu semua ada yang dikasih ke orang, ada juga masuk sampah. Selain itu, ada juga tantangan kadang sembako makin mahal jadi saya harus bisa berpikir lagi gimana ngelolanya biar masih bisa 5 dapat 4 gorengan," ujarnya.

Sebelum berjualan gorengan, Sapri pernah bekerja sebagai pembuat sangkar. Ia mengungkapkan bahwa semua yang dilaluinya merupakan proses untuk menjadi lebih baik ke depannya dalam menjalankan bisnis ini. 

Sapri memberi nasihat kepada seluruh anak muda bahwa susah apapun jalan yang ditempuh, harus dapat beradaptasi dengan lingkungan dan lebih konsisten.

"Menurut saya, soal nominal nomor dua yang paling penting kita harus menikmati perubahan itu sendiri," tutup Sapri.

(Juwita Lasmaria Sinaga)