Tiga Pemuda Disabilitas di Batam Dikira Begal karena Menyeret Alat Tangkap Kepiting

Tiga Pemuda Disabilitas di Batam Dikira Begal karena Menyeret Alat Tangkap Kepiting

Kapolsek Nongsa Kompol Restia Octane Guchy saat berkomunikasi dengan ketiga pemuda yang dikira begal (Foto: Batamnews)

Batam, Batamnews - Insiden yang sempat menghebohkan warga Batam terungkap sudah. Tiga pemuda disabilitas yang dikira sebagai begal ternyata hanya sedang menangkap kepiting di Batu Besar, Kepulauan Riau. Ketiganya adalah pemuda tuna rungu dan wicara yang tidak sengaja menyeret alat tangkap hingga menimbulkan bunga api.

Kepolisian setempat, melalui Kapolsek Nongsa, Kompol Restia Octane Guchy, menyatakan bahwa ketiga pemuda tersebut adalah warga Batam yang mengalami keterbatasan dalam berkomunikasi. Insiden terjadi ketika mereka baru pulang menangkap kepiting di Pantai Nongsa, tidak sadar alat tangkapnya terseret di aspal.

Kejadian ini sempat direkam oleh seorang warga yang mengira mereka adalah begal. Namun, setelah penyelidikan, polisi memastikan bahwa tidak ada niat jahat dari ketiga pemuda tersebut. Mereka juga mengaku tidak mendengar klakson dari kendaraan yang merekam kejadian itu.

Sebagai tindak lanjut, polisi telah menyita peralatan tangkap kepiting dan memberikan pembinaan kepada ketiga pemuda tersebut. Pihak berwenang juga akan memberikan pengawasan dan surat peringatan untuk mencegah kejadian serupa.

Sulastri, seorang guru dari Sekolah Luar Biasa (SLB) yang mendampingi ketiga pemuda tersebut, meminta maaf atas insiden yang tidak disengaja. Dia menegaskan bahwa ketiga muridnya memiliki perilaku baik dan sopan, serta bukan tipe anak-anak yang suka nongkrong-nongkrong.

Insiden ini diharapkan menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan dan mendukung warga yang memiliki disabilitas, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews