Kiat Aman Liburan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 Supaya Terhindar dari Varian Baru COVID-19

Kiat Aman Liburan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 Supaya Terhindar dari Varian Baru COVID-19

Ilustrasi vaksin COVID-19

Batam, Batamnews - Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof. Tjandra Yoga Aditama, memberikan sejumlah kiat kepada masyarakat agar dapat menjalani liburan Natal dan Tahun Baru dengan aman di tengah meningkatnya kasus COVID-19 beberapa waktu terakhir.

Salah satu kiat yang disarankan oleh Prof. Tjandra adalah menjalani vaksinasi sesuai prosedur yang ada. 

Ia menekankan bahwa lansia dengan penyakit penyerta atau komorbid serta risiko tinggi lainnya sebaiknya mendapatkan vaksinasi ulangan 6-12 bulan setelah vaksinasi terakhir, sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada awal Desember 2023.

Prof. Tjandra juga mengingatkan pentingnya penggunaan masker, terutama bagi mereka yang sedang sakit infeksi saluran napas, lansia, dan mereka dengan komorbid. 

Baca juga: Warga di Batuaji Kota Batam Meninggal Akibat Covid-19 Varian JN.1 

Ia merujuk pada kebijakan Pemerintah Singapura yang "strongly encouraged" untuk memakai masker di kerumunan ruang tertutup serta bagi orang yang tidak sedang sakit tetapi bertemu dengan kelompok rentan.

Di samping itu, kebiasaan mencuci tangan juga harus tetap dijaga karena merupakan langkah penting dalam pencegahan bukan hanya COVID-19, tetapi juga berbagai penyakit menular lainnya, baik penyakit pernapasan maupun sistem pencernaan.

Prof. Tjandra menekankan perlunya menjaga gaya hidup sehat, termasuk konsumsi makan bergizi, beraktivitas fisik dan berolahraga, serta cukup istirahat. "Ini akan menjamin daya tahan tubuh yang lebih baik terhadap berbagai penyakit, termasuk COVID-19," ujarnya.

Baca juga: Bonceng Dua Anak, Guru di Batam Tewas Terlindas Truk di Tanjung Uma  

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI juga mengingatkan pentingnya mengikuti berita dari sumber yang resmi dan tidak semata-mata percaya begitu saja dengan informasi yang tersedia. 
Ia menjelaskan bahwa peningkatan kasus COVID-19 dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penurunan imunitas populasi, rendahnya penularan ilmiah di lapangan, lamanya jarak dari vaksinasi terakhir, perjalanan akhir tahun yang meningkat, dan peran varian baru seperti JN.1 yang menjadi Variants of Interest (VOI) oleh WHO sejak 18 Desember lalu.

Prof. Tjandra menegaskan bahwa meskipun COVID-19 masih ada di dunia, sebagian besar kasus saat ini relatif lebih ringan. Namun, jika ada kecurigaan atau gejala, masyarakat diharapkan segera memeriksakan diri. 

"Di rumah saya bahkan menyediakan tes antigen sehingga kalau saya atau anak mantu ada yang curiga COVID-19 maka segera bisa periksa," tambahnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews